Jember, Kabarpas.com – Proyek pembangunan/rehabilitasi kantor Desa Pecoro di Kecamatan Rambipuji yang dilaksanakan pada akhir tahun 2024 menjadi pergunjingan warga setempat. Pasalnya, sampai tanggal 17 Juni 2025, wujud bangunan hanya sebatas pondasi dengan beberapa tiang pancang.
Salah satu warga menyebut, sepengetahuan dia anggaran pembangunan pendopo desa itu mencapai lebih dari 100 juta, namun sampai sekarang tidak jadi apa-apa.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Desa Pecoro Heri Kiswanto mengungkapkan, pengerjaan rehab memang dihentikan untuk sementara sebab waktunya mepet.
“Kenapa hanya sampai pondasi kan, karena waktunya tidak nutut, per 30 Desember (pengerjaan) harus berhenti kan aturannya begitu,” ucapnya.
“Memang kesalahan kita dianggarkan pas mepet akhir tahun di pencairan ketiga,” imbuhnya mengakui.
Pada tahun 2024, Desa Pecoro menggelontorkan dana sebesar Rp 113.519.400 . Menurut Heri, dari dana tersebut hanya 75 persen yang bisa digunakan untuk operasional proyek pendopo.
Lantaran waktu yang mepet, sisa anggaran proyek akhirnya menjadi SILPA dan dikembalikan ke kas desa.
Dia menambahkan, pembangunan pendopo desa menggunakan Dana Desa dalam tiga tahun anggaran. Jika hanya disalurkan untuk satu anggaran, akan sangat menguras keuangan desa yang ditaksir mencapai 400 juta untuk melakukan rehab.
Pemdes Pecoro, kata Heri, sudah siap melanjutkan pengerjaan lanjutan di tahun ini. Namun, pihaknya masih menunggu rekomendasi dari pemerintah kecamatan.
“Masih menunggu rekom kecamatan, sekalian dengan anggarannya tahun ini menunggu SPJ tahun kemarin. Uang sudah ada di rekening desa tinggal nunggu rekom pak camat, mungkin akhir Juni atau awal Juli dana cair. Tapi nominalnya beda dengan tahun kemarin, saya lupa berapa yang hapal bendahara desa,” ujarnya.
Heri mengakui, memang banyak warga yang mempertanyakan kenapa proyek pembangunan pendopo tidak dilanjutkan.
“Banyak yang tanya kok mangkrak, ya warga lah (tanya). Sebenarnya gini, kita mau menggarap sisanya. Tapi takutnya, nanti ada pertanyaan lagi, (anggaran) belum turun kok digarap. Jadi kita menunggu, dijadikan sekalian tahun ini,” tandasnya.
Dari visual di lokasi pembangunan, terlihat sudah terpasang 14 besi sebagai pondasi bangunan berdiri tegak di atas coran. Ditambah, sejumlah material bangunan yang belum digunakan. (dan/ian).