Bangil (Kabarpas.com) – Ratusan ibu rumah tangga di Kabupaten Pasuruan tercatat mengidap HIV/AIDS dari total jumlah pengidap 807 orang. Kasus ini tercatat sejak 1993-Agustus 2014 lalu. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) kabupaten setempat, tercatat 111 orang ibu rumah tangga mengidap penyakit yang hingga kini belum ditemukan obatnya tersebut.
“Sebagian besar pengidap HIV AIDS di Kabupaten Pasuruan didominasi kalangan usia produktif yakni usia 20-29 tahun. Indikasi penyebab utamanya ialah selain faktor pergaulan dan kurangnya informasi tentang bahaya HIV AIDS, juga disebabkan gaya hidup heteroseks,” Sekretaris KPA Kabupaten Pasuruan, Lies Lidia seusai memberikan penyuluhan bahaya HIV dan AIDS, di RSUD Bangil, Senin (01/12/2014).
Pantauan Kabarpas.com, hadir dalam penyuluhan tersebut, puluhan anggota Waria Malang Raya dan Pasuruan, serta mantan pecandu obat-obatan terlarang. Mereka diundang untuk menyatukan pikiran dalam upaya menanggulangi jumlah penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Pasuruan.
Dikatakannya, dari total 807 kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Pasuruan, 518, diantaranya disebabkan melalui heteroseksual atau berganti-ganti pasangan secara bebas. Jumlah itu terdiri dari 475 kasus dari kaum laki-laki dan sisanya yakni 335 kasus dari orang perempuan.
Setelah kalangan usia produktif, urutan kedua diwakili ibu rumah tangga yang jumlahnya mencapai 111 orang, kemudian Pekerja Seks Komersial (PSK) yang berjumlah 136 orang, serta sisanya dari masyarakat umum. Sedangkan yang mengalami kematian akibat HIV AIDS mencapai 42 orang.
“Kondisi ini merupakan persoalan serius, sebab total yang meninggal dunia akibat HIV/AIDS mencapai 42 orang. Oleh karena itu harus segera dilakukan pencegahan sedini mungkin,” kata Lies Lidia.
Saat ini Pemkab Pasuruan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, telah membuka pelayanan terhadap para Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUD Bangil, di sejumlah klinik IMS, VCT ataupun CST di Kecamatan Pandaan, Grati, Bangil, Purwodadi, Prigen dan Gempol. “Memang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, di depan sana ada beberapa tantangan yang harus kita hadapi bersama,” imbuhnya.
Tantangan yang dimaksudnya itu, ialah kurangnya dukungan dari stake holder terkait kebijakan penanggulangan HIV/AIDS, kondisi itu disebabkan banyaknya benturan dengan tupoksi dari instansi terkait, berhentinya dukungan pendanaan dari lembaga donor, serta berkurangnya kunjungan di tempat layanan.
“Yang penting pokoknya jangan sampai kejadian tahun 2008 dengan 185 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pasuruan terulang kembali. Oleh karena itu kami harus terus berjuang untuk mencegah hal ini sedini mungkin,” tegasnya.
Sementara itu, di hari yang sama dengan tempat berbeda. Puluhan pelajar di Kota Pasuruan menggelar aksi peringatan Hari AIDS se-Dunia dengan membagikan ribuan bunga dan selebaran bahaya virus HIV/AIDS. Aksi ini dilakukan di sejumlah titik perempatan di Kota Pasuruan, diantarnya di perempatan jalan Balaikota, perempatan Kumala, dan di perempatan Kebunagung, di sebagai bentuk sossialisasi terhadap masyarakat terkait bahayanya virus HIV/AIDS.
“Ada 1000 bunga dan selebaran yang akan kami bagikan pada hari ini kepada sejumlah pengendara. Tujuannya ialah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk lebih peduli tentang bahaya virus AIDS,” kata Efa Cayaningsih, salah satu siswi dari sebuah SMK di Kota Pasuruan yang kala itu membagikan ribuan kepada pengguna jalan yang melintas di tiga jalan perempatan tersebut. (iim/ajo/sym).