Probolinggo, Kabarpas.com – Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo memberikan pelatihan siap bussines matching dengan kuasai public speaking dan negosiasi bisnis di Alino Café Hall n Eatery Kraksaan.
Kegiatan ini diikuti oleh 30 wirausahawan unggulan di wilayah Kabupaten Probolinggo. Selama kegiatan mereka akan mendapatkan materi dari narasumber Vicky Arief Herinadharma dari Malang.
Kepala DKUPP Kabupaten Probolinggo Taufik Alami melalui Kepala Bidang Usaha Mikro Winda Permata Erianti mengatakan bussines matching merupakan pertemuan bisnis yang terjadwal antara pelaku bisnis dengan calon mitra. Dalam bussines matching diperlukan penguasaan public speaking dan negosiasi bisnis yang baik dengan calon mitra.
“Pelatihan siap bussines matching dengan kuasai public speaking dan negosiasi bisnis dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan UMKM yang menguasai public speaking dan negosiasi bisnis dengan para calon buyer sehingga terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik serta memperluas jaringan pemasaran,” katanya.
Menurut Winda, kegiatan ini bertujuan agar UMKM pasca pelatihan memahami tentang bussines matching dan bagaimana cara mempersiapkannya, UMKM pasca pelatihan memiliki ketrampilan public speaking yang meningkat, mampu, aktif dan mandiri mengikuti kurasi produk dan proses negosiasi bisnis untuk memperluas jaringan pemasaran.
“Selain itu, pelatihan ini mampu mendorong UMKM untuk lebih kreatif dan berdaya saing sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan ketahanan perekonomian masyarakat hingga tumbuhnya UMKM kita yang kreatif, inovatif, tangguh dan aktif siap naik kelas di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.
Winda menjelaskan UMKM memiliki peran penting dan strategis. Dominasi sebagai penggerak ekonomi nasional tak lagi diragukan. Bahkan menjadi penopang ekonomi masyarakat dalam kondisi krisis ekonomi dan masa pandemik. UMKM mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Penyerapan tenaga kerja tersebut menujukkan bahwa UMKM mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
“Kontribusi dan peran UMKM yang sangat strategis menjadi penting bagi seluruh stakeholder untuk mendukung melalui berbagai program edukasi dan pendampingan, sehingga peran sebagai penggerak ekonomi nasional semakin optimal. UMKM di Indonesia memiliki karakteristik yang menjadi penunjang eksistensinya,” terangnya.
Lebih lanjut Winda menerangkan UMKM tidak memerlukan modal besar untuk memulainya. Sehingga pembentukannya tidak sesulit mendirikan usaha besar. Selain itu, elastisitas jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat menyesuaikan volume pekerjaan dan waktu pekerjaan serta tidak menuntut strata pendidikan tertentu.
“Sebagian besar berlokasi di pedesaan dan tidak menuntut ketersediaan infrastruktur khusus seperti perusahaan besar. Pemberdayaan UMKM tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga masyarakat harus mengambil peran sebagai penggerak. Hal ini menujukkan bahwa tantangan yang dihadapi UMKM selain market adalah pengetahuan tentang bussines matching dan negosiasi bisnis yang masih kurang,” tegasnya.
Winda menambahkan strategi bussines matching dan negosiasi bisnis mempunyai peran penting bagi UMKM dalam memasarkan produk dan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Betapa tidak, kemampuan produksi yang baik tetapi tidak ditunjang kemampuan memasarkan produk tersebut akan menjadi ancaman eksistensi usaha dimasa depan.
“Pengetahuan UMKM tentang bussines matching dan negosiasi bisnis akan menjadi strategi kunci dalam kualitas dan kesesuaian produk yang menarik minat konsumen. Bussines matching dan negosiasi bisnis yang tepat dapat berimplikasi pada peningkatan penjualan,” pungkasnya. (len/gus).