Banyuwangi (Kabarpas.com) – Ratusan pelajar unjuk kemampuan memainkan musik hadrah. Mulai dari alat musik marawis atau keplak, simbal, tamborin, calty dan bass sembari membawakan lagu-lagu bernafaskan Islami.
Ya, mereka tengah mengikuti Festival Hadrah Pelajar yang digelar selama dua hari, yaitu 10 – 11 Juni. Fetival ini dilaksankan di lapangan parkir Stadion Diponegoro dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono.
Festival ini diikuti 52 grup musik hadrah pelajar tingkat SMA dari sekolah umum maupun Pondok Pesantren se – Jawa Bali. 37 grup asal Banyuwangi dan 15 grup lainnya dari luar kota Banyuwangi. Di antaranya dari Denpasar, Probolinggo, Pasuruan, Jember, Pasuruan, Gresik, dan Malang. Mereka membawakan lagu-lagu Islami antara lain Sholawat Nabi, Ya Rosul, Salamun Alaik dan banyak lagi.
Dikatakan Sulihtiyono, festival hadrah pelajar ini untuk mewadahi krativitas pelajar yang bermusik dengan nuansa religi. Sekaligus sebagai sarana konsolidasi dan silahturahmi antar pelajar. Apalagi potensi bermusik hadrah di lingkungan pelajar saat ini mulai cukup besar.
“Lewat festival ini, kami ingin memberikan wawasan anak-anak muda terhadap genre musik religi yang tentunya bernilai doa-doa menyebut kebesaran asma Illahi. Seperti Sholawat, Nasyid dan Qasidah. Dengan musik ini, kami mengharapkan bisa menyebarkan energi positif bagi pelajar dan menjauhkan mereka dari tindak negatif khususnya di Bulan Suci Ramadhan ini,” Sulihtoyono.
Hari pertama event ini digelar cukup marak dengan menampilkan 30 grup penampil. Antusiasme penonton dan peserta hadrah festival cukup tinggi. Awal dibuka, panggung hadrah langsung diiisi dengan penampilan cantik para hadrah pelajar. Salah satunya hadrah SMK Alawiyah, Glagah.
Penampilan grup hadrah yang didominasi perempuan ini mampu memukau penonton yang hadir. Lagu Fityatul Haqqi, yang dibawakan empat vokalis ini, mampu dibawakan dengan aransemen hadrah yang apik. Diselingi pukulan Rebana yang khas penampilan mereka benar-benar membuat suporter yang menyemangatinya memberikan tepuk tangan panjang.
Vokalis Hadrah Az- Zahroh ini, Nadilatul Uliya, mengaku cukup pede saat tampil di festival ini. Meski latihan tidak terlalu lama, tetapi keseriusan dalam latihan sangat memberinya bekal yang kuat untuk tampil.
“Lolos dan menjadi peserta hadrah pelajar ini sangat menyenangkan bagi kami. Ini penampilan pertama kami, sangat mengesankan. Awalnya saya agak kurang pede, tapi berkat semangat dan kekompakkan alhamdulilah kami bisa selesaikan dua lagu kami dengan sempurna,” kata Nadilatul kepada Kabarpas.com.
Begitu halnya Lulu Atul Wahidah SY, pelajar kelas XII SMA Darul Hikmah, Gambiran, Banyuwangi. Vokalis hadrah Syifaul Qulbi ini mengaku, sangat senang bisa tampil di acara tersebut.
“Kami berlatih sendiri dengan ektra keras. Bersama delapan temannya, grup hadrah kami akhirnya pun lolos audisi. Ini sesuatu yang tidak kami duga,” ungkapnya.
Festival hadarah ini, lanjut Sulihtiyono digelar juga untuk meningkatkan kemampuan bermusik hadrah para pelajar. Festival yang kali pertama digelar ini, menghadirkan grup hadrah “Zalzalah” dari Universitas Islam Negeri (UIN) Malang untuk memberikan mentoring skill bermain musik Hadrah kepada peserta festival.
“Mereka tadi memberikan contoh dan sentuhan bermain hadrah yang berkualitas para pelajar. Tentunya ini akan memberikan pengalaman yang seru bagi mereka,” ujar Sulih.
Selain memberikan coaching clinic kepada seluruh peserta hadrah festival, mereka juga sebagai juri pada festival ini dan tampil nanti malam. Sedangkan untuk penutupan festival ini akan ada grup musik gambus Al-Balasyik Jember.
Festival hadrah pelajar adalah bagian dari Festival Ramadhan yang merupakan rangkaian agenda Banyuwangi Festival 2016. Festival Ramadhan tahun ini dibalut belasan event yang akan meramaikannya. Selain Hadrah Pelajar, juga akan digelar Tartil Al Quran 9 – 27 Juni, Festival Patrol 26 – 27 Juni, dan Banyuwangi Islamic Expo dari 8 – 18 Juni yang menampilkan 14 acara.
Banyuwangi Islamic Expo sendiri akan menggelar beragam kegiatan. Mulai pameran buku, bedah buku Islami, peragaan busana muslim, telling story tentang kisah-kisah Islami, dan lomba adzan yang semuanya dipusatkan di Lapangan parkir Stadion Diponegoro. (dik/tin).