Rejoso (Kabarpas.com) – Puluhan anak putus sekolah di wilayah Kabupaten Pasuruan mendapatkan pelatihan dari International Labour Organization (ILO), Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang perburuhan dunia.
Yoyok Heri Sucipto, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Pasuruan mengatakan, bahwa pelatihan gratis untuk puluhan anak putus sekolah tersebut murni dari PBB, dan Kabupaten Pasuruan hanya memfasilitasi tempat pelatihannya saja.
“Selama sebulan penuh, yaitu terhitung sejak 12 Januari-12 Pebruari 2015 mendatang, sebanyak 60 anak putus sekolah di wilayah kami. Yakni, mulai dari bangku SD dan SMP, dibekali teori dan praktek menjahit, membordir, dan pembuatan makanan minuman di Balai Latihan Kerja (BLK) yang berada di Jalan Raya Sambirejo, Kecamatan Rejoso,” terangnya kepada Kabarpas.com, Jumat (23/01/2015) siang.
Lebih lanjut Yoyok menambahkan, selama pelatihan berlangsung, pihaknya mendatangkan pelatih dari masing-masing kompetensi, dengan harapan selepas pelatihan, seluruh anak yang putus sekolah tersebut memiliki keahlian yang dapat menghasilkan uang demi kesejahteraan hidup mereka.
“Mudah-mudahan saja dengan pelatihan ini, mereka jadi anak yang terdidik, sehingga ketika keahlian mereka diterima oleh masyarakat, otomatis uang akan mereka dapatkan, dan kemungkinan keinginan mereka untuk bersekolah, akan kembali tumbuh,” jelasnya.
Setelah pelatihan berakhir, seluruh peserta diberikan uang saku, plus produk yang telah berhasil mereka buat, seperti seragam sekolah, baju batik, hingga makanan minuman.
“Secara otomatis, apa yang mereka buat tidak serta merta kami ambil, melainkan kami berikan untuk mereka bisa bawa pulang,” kata Yoyok kepada Kabarpas.com sembari melihat-lihat perkembangan para peserta yang tengah sibuk mengikuti pelatihan tersebut.
Sementara itu, dari pantauan di lapangan, keenampuluh anak putus sekolah tersebut didominasi oleh perempuan. Mujiati (13), salah satu peserta asal Kecamatan Lekok mengaku antusias mengikuti pelatihan menjahit yang diberikan kepada dia dan teman-teman senasibnya.
“Senang sekali, karena sekalipun saya tidak bersekolah, tapi bisa menjahit. Dan semoga saja saya bisa menjahit terus, dan impian saya untuk bisa membahagiakan kedua orang tua bisa tercapai,” pungkasnya. (iim/uje).