Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

KABAR NUSANTARA · 25 Sep 2018 01:14 WIB ·

PKBM Insan Cendekia Akan Segera Kembangkan Model Pembelajaran PKW Berbasis Potensi Lokal


PKBM Insan Cendekia Akan Segera Kembangkan Model Pembelajaran PKW Berbasis Potensi Lokal Perbesar

Reporter : Amelia Putri

Editor : Anis Natasya

Probolinggo, Kabarpas.com – Dalam waktu dekat, PKBM Insan Cendekia Kecamatan Besuk bekerja sama dengan BP PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Timur akan segera mengembangkan model pembelajaran program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) berbasis potensi lokal pedesaan. Sasarannya 20 orang peserta didik calon pengrajin gerabah dengan 2 (dua) orang narasumber di Desa Alaskandang Kecamatan Besuk.

“Fokusnya peserta didik bukan harus bisa membuat gerabah, tetapi bagaimana meningkatkan kompetensi para calon pengrajin gerabah. Sistem pembelajarannya selama 150 jam pelajaran. Dimana setelah mendapatkan materi di kelas, peserta didik ini akan terjun langsung di tengah-tengah masyarakat,” kata Penilik Diktara Kecamatan Besuk Massajo, selaku pendamping pembelajaran.

Menurut Massajo, konten materi yang akan diberikan dalam mengikuti pengembangan model ini ada 9 (sembilan) item. Pertama, membangun mental. Saat ini pembuatan kerajinan gerabah ini sudah hampir punah. Sebab para anak muda sudah gengsi untuk membuat gerabah. Karena hal ini sudah dianggap tidak sesuai dengan zaman millenial. “Pembangunan mental ini diperlukan sehingga pengrajin gerabah tidak semakin habis,” jelasnya.

Kedua, identitas potensi. Proses ini dilakukan dengan cara memotret semua potensi yang mendukung kegiatan wirausaha. Ketiga, produksi ketrampilan. Bagaimana semangat memproduksi para peserta didik diikuti dengan pengembangan inovasi dan kreasi yang baru.

“Keempat, desain dan kemasan. Fokusnya bagaimana seorang calon pengrajin gerabah ini harus bisa mengemasnya dengan baik. Sehingga dari kemasan tersebut, masyarakat akan tertarik untuk membelinya,” terangnya.

Kelima, perencanaan usaha dan pemasaran. Sebelum memulai sebuah usaha harus ada perencanaan yang benar-benar baik. Tetapi selama ini, para pengrajin terkesan menyepelekan sebuah perencanaan. Padahal perencanaan ini sangat penting. “Sekaligus pemasaran produk yang dihasilkan. Walaupun produknya sudah menggunakan kreasi baru, semua akan percuma tatkala tidak bisa menembus pasar,” tegasnya.

Keenam, praktek pemasaran. Selama ini ada mindset bahwa pengrajin selalu menunggu supaya produknya laku terjual. Hal ini harus dirubah dengan dipancing melalui kreasi-kreasi produk yang bagus. Sehingga masyarakat tidak bosan dengan produk yang hanya itu-itu saja.

“Terakhir adalah rintisan usaha yang mencakup bagaimana mendesain tempat usaha, bagaimana mencari peluang tenaga kerja muda serta bagaimana mencukupi modal usaha yang terjangkau dan tidak memberatkan,” ungkapnya.

Melalui pengembangan pembelajaran model ini Massajo mengharapkan ke depan peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk membuka usaha gerabah sesuai dengan selera dan kebutuhan masyarakat. “Serta akan menjadi model pembelajaran program PKW dengan memperhatikan potensi kearifan lokal pedesaan,” harapnya. (mel/nis).

Artikel ini telah dibaca 22 kali

Baca Lainnya

Refleksi 7 Tahun AMSI Berkarya

18 April 2024 - 16:01 WIB

Harga Minyak di atas Asumsi Makro APBN, LaNyalla Minta Pemerintah Tak Tempuh Kenaikan BBM Subsidi

16 April 2024 - 13:12 WIB

Hari Keenam Lebaran, Mobilitas Terminal Kota Blitar Mulai Meningkat

15 April 2024 - 20:24 WIB

Di Tengah Gempa Susulan, Bayi Perempuan Terlahir Selamat di Huntara Bawean

15 April 2024 - 19:47 WIB

Datangi Open House Prabowo, LaNyalla: Silaturahmi dan Nostalgia Saat di Gerindra

11 April 2024 - 10:48 WIB

Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1445 H Jatuh pada 10 April 2024

9 April 2024 - 20:48 WIB

Trending di KABAR NUSANTARA