Jember, Kabarpas.com – Akses udara Jember menuju ibu kota kembali terbuka. Pemerintah Kabupaten Jember menandatangani kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama dengan PT Surya Mataram Nusantara (Fly Jaya) terkait layanan angkutan udara di Bandara Notohadinegoro, Selasa (28/10/2025).
Kerja sama ini menjadi langkah final menuju penerbangan reguler Jember–Jakarta secara permanen, setelah sebelumnya dilakukan enam kali uji coba dan evaluasi operasional.
Penerbangan dijadwalkan mulai kembali beroperasi pada 11 November 2025, dengan hari dan jam keberangkatan tetap sama seperti sebelumnya.
Deputi Komersial Direktur PT Surya Mataram Nusantara, Ary Mercyanto menyampaikan bahwa pihaknya datang kembali ke Jember dengan semangat baru setelah melalui masa evaluasi yang matang.
“Kami sangat berbahagia sekali dan bangga hari ini bisa kembali bertemu dengan Gus Fawait dan jajarannya untuk memulai lagi penerbangan dari Halim ke Jember,” ujarnya.
Ia juga menyebut, sejumlah inovasi akan diterapkan dalam fase penerbangan baru ini, salah satunya rencana penambahan fasilitas refueling (pengisian bahan bakar) di Bandara Notohadinegoro.
“Kalau Jember punya fasilitas refueling sendiri, maka daya angkut pesawat dari Halim bisa meningkat. Efeknya langsung biaya operasional turun, efisiensi naik,” papar Ary.
Bupati Jember Muhammad Fawait menegaskan bahwa langkah ini bukan semata proyek transportasi, melainkan bagian dari strategi besar membuka isolasi ekonomi Jember dan menarik arus investasi baru.
“Alhamdulillah, hari ini tahapan finalisasi menuju penerbangan permanen sudah tercapai. Setelah uji coba dan evaluasi, kini kita siap menuju penerbangan reguler dari Jember ke Jakarta,” ujar Bupati Fawait.
Ia menjelaskan, Jember menghadapi tantangan besar berupa angka kemiskinan ekstrem tertinggi di Jawa Timur, dan solusi tidak bisa bergantung pada APBD semata.
“Untuk mengurai kemiskinan, kita butuh investasi. Tapi bagaimana investor mau masuk kalau tol belum tersambung, pelabuhan belum aktif, dan bandara kita tidak hidup? Maka aktivasi bandara ini bukan keinginan, tapi kebutuhan,” tegasnya.
Menurutnya, Jakarta menjadi target utama karena merupakan pusat aktivitas ekonomi dan jaringan investor nasional.
“Sebelum investasi masuk ke Jember, investornya dulu yang harus mudah datang ke sini. Karena itu penerbangan ini fokusnya ke Halim, di jantung Ibu Kota, bukan ke daerah sekitar,” tambahnya.
Penerbangan Jember–Jakarta akan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, bukan Soekarno-Hatta Tangerang.
Lokasi ini memiliki sejumlah keunggulan strategis bagi pelaku usaha dan penumpang:
– Lebih dekat ke pusat pemerintahan dan bisnis Jakarta Timur dan Selatan, termasuk kawasan Kuningan, Gatot Subroto, dan Sudirman.
– Waktu tempuh darat lebih singkat dibandingkan dari Soekarno-Hatta.
– Kemudahan akses menuju perkantoran kementerian dan kawasan ekonomi nasional.
“Sekali lagi, ini penerbangan ke Jakarta, bukan ke Tangerang. Halim itu di ibu kota negara. Jadi ini benar-benar menyambungkan Jember dengan pusat ekonomi nasional,” tegas Bupati Fawait.
Dengan jadwal penerbangan reguler yang akan aktif kembali pada 11 November 2025, kerja sama ini menandai babak baru mobilitas udara Jember.
Langkah ini diharapkan bukan hanya memudahkan perjalanan warga, tetapi juga membuka pintu investasi dan menghidupkan denyut ekonomi daerah. (dan/ian).
