Reporter: Rendy Fitria R
Editor: Ian Arieshandy
Jakarta, Kabarpas.com – Aktivis jurnalisme warga (citizen journalism) Iwan Piliang meminta negara hadir mengatasi maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri media. Dia menuturkan pemerintah perlu memfasilitasi infrastruktur bagi keberlangsungan media, seperti membangun server dalam negeri.
“Kalau kita bergantung kepada server asing, kita milik asing, ini sudah terjadi di aplikasi sosmed. Kita cuma pemakai, maka pembuat konten hanya dapat 15 persen,” kata Iwan.
Menurutnya, fenomena badai PHK di Industri media terjadi lantaran perkembangan teknologi yang pesat.
“Dunia berubah cepat. Laksana perbankan, dugaan saya ke depan setiap orang adalah bank bagi dirinya melalui gadget. Dasar dia menjadi bank memiliki aset rill, backgold currency,” ucapnya.
Goncangan media tanah air bisa terlihat dari jumlah pekerja yang di-PHK. Dewan Pers mencatat 1.200 pekerja media termasuk jurnalis terkena PHK sepanjang periode 2023 hingga 2024.
Teranyar, sejumlah media nasional melakukan efisiensi yang berimbas pada PHK. Berdasarkan catatan, sedikitnya tujuh perusahaan media melakukan PHK massal hingga awal Mei 2025.
Iwan meminta negara tampil untuk mengatasi badai PHK industri media di tengah pesatnya kemajuan teknologi yang dikuasai asing.
“Harusnya negara tampil, tidak telanjang membiarkan semua serba asing masuk,” tutur dia.
Dia menilai perkembangan media telah mengalami lompatan yang jauh.
“Jadi sejatinya kita sudah berada melebihi lompatan konvergensi, ini tak disadari oleh media mainstream,” ucapnya. (Ren/Ian).