Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

KABAR NUSANTARA · 1 Okt 2025

Perseteruan KOM vs Oknum Pegawai BPN di Jember


Perseteruan KOM vs Oknum Pegawai BPN di Jember Perbesar

Jember, Kabarpas.com – Perseteruan hukum antara KOM, janda asal Kecamatan Sukorambi, dengan DUNG, warga Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates ternyata menyingkap fakta baru yang lebih kompleks. Di balik gugatan ingkar janji pernikahan, terkuak dugaan praktik penipuan dalam proses alih nama sertifikat tanah yang melibatkan seorang notaris perempuan berinisial NN serta peran aktif DUNG, yang kala itu menjabat Ketua Satgas Fisik sekaligus Wakil Ketua Ajudikasi PTSL BPN Jember.

Kuasa hukum KOM, Moh. Husni Thamrin mengungkapkan bahwa kliennya justru menjadi korban dugaan permainan kotor oknum notaris NN. “Awalnya, klien saya ingin mengurus balik nama tanah lewat jalur resmi. Namun, oleh penjual, ia diarahkan menggunakan jasa notaris NN. Dari situlah perkenalan dengan DUNG dimulai, yang belakangan diketahui memang kenal dengan NN,” kata Thamrin saat ditemui di Mapolres Jember.

Menurut Thamrin, sebelum bertemu DUNG, KOM sudah diminta menyerahkan uang muka Rp10 juta kepada notaris NN, dari total biaya Rp30 juta yang disebut sebagai ongkos penerbitan sertifikat. Tak lama, NN justru meminta KOM menyerahkan berkas langsung kepada DUNG di kantor Desa Dukuhmencek.

Saat itu, desa tengah menjalankan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Program ini umumnya memberikan sertifikat tanah secara gratis atau dengan biaya administrasi tak lebih dari Rp500 ribu. “Namun klien saya justru dibebankan biaya Rp30 juta. Padahal sertifikat itu diproses lewat PTSL, bukan jalur mandiri,” ungkap Thamrin.

Benar saja, sertifikat tanah tersebut terbit dalam waktu singkat dan langsung diserahkan kepada KOM oleh pihak desa. DUNG, yang mengetahui hal itu, lantas mendatangi KOM dan meminta agar sertifikat dikembalikan ke notaris NN. Alasannya, pembayaran jasa belum dilunasi.

“DUNG bilang klien saya baru bayar DP Rp10 juta. Jadi sertifikat harus diserahkan ke NN. Padahal, faktanya sertifikat itu dari PTSL yang gratis. Ini jelas ada upaya mengelabui,” tegas Thamrin.

KOM akhirnya menolak melunasi sisa biaya Rp20 juta yang ditagih NN. Ia sudah mendapat informasi dari aparat desa bahwa penerbitan sertifikat melalui program PTSL tidak dipungut biaya besar. “Jadi jelas, ini bukan sekadar salah informasi, tapi ada dugaan kongkalikong antara NN dan DUNG untuk mengambil keuntungan pribadi,” tambah Thamrin.

Perkenalan KOM dengan DUNG bermula dari proses administrasi tanah tersebut. Namun hubungan keduanya berkembang hingga personal. DUNG kerap menemui KOM di rumah maupun tempat usahanya, bahkan disebut-sebut membuka aib rumah tangganya untuk menarik simpati.

Meski persoalan asmara itulah yang membawa mereka ke meja hijau, Thamrin menekankan bahwa akar masalah justru berawal dari dugaan penipuan dalam proses sertifikasi tanah. “Kasus ini bukan hanya soal hubungan pribadi, tapi lebih besar, ada praktik penyalahgunaan program pemerintah yang semestinya gratis. Warga kecil jadi korban, sementara oknum bisa menikmati keuntungan,” tandasnya. (dan/ian).

Artikel ini telah dibaca 116 kali

Baca Lainnya

Pebalap Binaan Astra Honda Siap Melesat Amankan Home Race IATC Mandalika

2 Oktober 2025 - 19:55

Guru Ngaji Jember Apresiasi Bupati Fawait, Tahap Kedua Honorarium Dimulai dari Kecamatan Panti

2 Oktober 2025 - 19:42

Transformasi Pendidikan di Jember : SDN 2 Banjarsengon Hadirkan Kelas Digital Interaktif

2 Oktober 2025 - 19:40

Tingkatkan Pelayanan, KAI Divre I Sumut Tata dan Perluas Stasiun Lima Puluh

2 Oktober 2025 - 16:32

Menag Soroti Dampak Perang dan Kerusakan Iklim di Pembukaan MQK Internasional

2 Oktober 2025 - 14:43

Dari Jepang ke Dunia: Skincare “Seduce”, Hadir di Lebih dari 200 Negara — Memberikan Perawatan Lembut dan Terpercaya untuk Segala Masalah Kulit

2 Oktober 2025 - 14:27

Trending di KABAR NUSANTARA