Jember, Kabarpas.com – Upaya mencetak generasi emas terus digelorakan oleh Pemkab Jember melalui penguatan peran Tim Pendamping Keluarga (TPK). Pada Sabtu (27/9/2025), Ketua TP PKK Kabupaten Jember, Ning Ghyta Eka Puspita memimpin kegiatan Orientasi TPK bertajuk “Dari Rumah untuk Bangsa: Cinta Ayah dan TPK Jaga 1000 HPK” yang digelar di Balai Desa Yosorati, Kecamatan Sumberbaru. Agenda ini menjadi bagian dari pembukaan rangkaian Bunga Desaku hari kedua.
Dalam sambutannya, Ning Ghyta menegaskan bahwa TPK di Desa Yosorati telah aktif sejak 2021. Dengan demikian, hampir lima tahun tim ini hadir di tengah masyarakat untuk mendampingi keluarga, khususnya dalam fase krusial 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurutnya, kiprah tersebut bukan sekadar rutinitas program, tetapi bentuk amal jariyah yang memberikan kontribusi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat.
“Apa yang Panjenengan jalankan sejak tahun 2021 ini semoga menjadi amal jariyah. Dengan sukacita yang luar biasa, mari kita terus mendampingi keluarga-keluarga di Kecamatan Sumberbaru, di Jember, di Jawa Timur, hingga untuk Indonesia,” ujar Ning Ghyta.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pendampingan keluarga mencakup dimensi yang luas: persiapan pernikahan, masa kehamilan, persalinan, hingga penanganan gizi buruk, stunting, dan kasus anak yang mengalami hambatan pertumbuhan. Semua tantangan tersebut, menurutnya, hanya bisa diatasi jika TPK, tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat bersinergi secara konsisten.
Selain itu, Ning Ghyta juga mengingatkan pentingnya pendekatan humanis dalam menjalankan tugas. Menurutnya, TPK tidak boleh berhenti pada tataran pelatihan atau teori, tetapi harus hadir secara nyata dengan hati.
“Mari kita lihat tetangga yang butuh edukasi. Sampaikan dengan cara yang halus, dengan diskusi, dengan pendampingan, agar pesan kita sampai tanpa melukai,” tuturnya.
Di luar persoalan teknis pendampingan keluarga, Ning Ghyta turut menyoroti potensi besar Kabupaten Jember. Dengan luas wilayah terbesar ketiga di Jawa Timur, populasi yang juga masuk tiga besar, serta kekayaan alam yang melimpah, Jember disebutnya memiliki modal kuat untuk maju. Namun demikian, ia juga mengakui adanya tantangan serius, seperti kemiskinan ekstrem, angka kematian ibu dan bayi, pernikahan dini, hingga masalah zero dose imunisasi pada anak.
Mengakhiri sambutannya, Ning Ghyta mengajak seluruh peserta orientasi untuk menjadikan pendampingan keluarga sebagai gerakan nyata yang lahir dari ketulusan hati, bukan semata menjalankan kewajiban administratif. Ia menegaskan bahwa keberhasilan membangun generasi emas ditentukan oleh kolaborasi semua pihak dalam menghadirkan keluarga yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Dengan pendekatan komprehensif ini, Pemerintah Kabupaten Jember melalui peran TPK berharap dapat mencetak generasi unggul yang siap mengantarkan Indonesia menuju masa depan gemilang. (dan/ian).