Sidoarjo (Kabarpas.com) – Ratusan warga dari Desa Kedungbanteng dan Desa Banjar Asri Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo menggelar tumpengan atas dihentikannya rencana pengeboran gas di wilayah mereka yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas, Inc.
“Warga dari dua desa ini menggelar tasyakuran atas penolakan dari pemerintah kepada Lapindo Brantas, Inc yang rencananya akan melakukan pengeboran di desa kami,” ujar Sutoyo (41), salah satu warga setempat kepada Kabarpas.com saat ditemui di lokasi, Selasa (11/01/2016).
Sutoyo menyebutkan, bahwa penolakan pengeboran itu adalah harga mati. Warga juga sudah sepakat jika rencana pengeboran itu harus tetap ditolak. Meski di dua desa tersebut ada yang pro dan kontra terkait rencana pengeboran tersebut. Namun, lanjut Sutoyo, hal itu tidak mempengaruhi niat warga yang menolak rencana pengeboran untuk menggelar tasyakuran.
“Warga sebenarnya cemas jika dilakukan pengeboran di sini. Namun, warga akhirnya berubah menjadi sangat bersyukur ketika pihak Lapindo Brantas tidak diizinkan untuk melakukan pengeboran di desa kami,” cetusnya.
Dijelaskannya, penolakan warga dengan adanya pengeboran gas tersebut, dikarenakan warga masih trauma atas insiden semburan lumpur Lapindo yang pernah terjadi di wilayah Porong Sidoarjo. Apalagi jarak dari pusat semburan lumpur sekitar 3,5 km dari desa mereka.
Sementara itu, dari pantauan Kabarpas.com di lokasi, warga menggerlar tasyakuran dengan membawa 12 nasi tumpeng, dan menggelar terpal sebagai alasnya. Selain itu, terlihat beberapa pamflet dari kertas yang bertuliskan, “Sukuran Bareng Warga Banjar Asri dan Kedungbanteng,” “Warga Kami tidak Setuju Lapindo Ngebor,” “Jangan Bor Desa Kami,”. (and/gus).