Jember, Kabarpas.com – Berhentinya sementara penerbangan jalur Notohadinegoro Jember – Halim Perdanakusuma Jakarta pada Selasa (14/10/2025) sempat memicu beragam reaksi publik. Namun, Pemerintah Kabupaten Jember menegaskan bahwa penghentian tersebut bukan tanda kegagalan, melainkan bagian dari desain besar untuk melakukan evaluasi komprehensif demi penyempurnaan layanan penerbangan selanjutnya.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jember, Ahmad Imam Fauzi, yang diberi mandat oleh Bupati Jember, Muhammad Fawait (Gus Fawait), untuk memberikan penjelasan resmi kepada publik.
“Pertama, perlu kami tegaskan ini bukan berhenti, melainkan bagian dari uji coba yang memang di dalamnya wajib ada evaluasi. Evaluasi ini penting untuk memastikan apa saja yang kurang agar bisa disempurnakan,” ujar Ahmad Imam Fauzi.
Menurutnya, setiap uji coba penerbangan memiliki tahapan yang sistematis. Proses “pause” atau jeda sementara ini dilakukan agar seluruh aspek mulai dari manajerial, teknis operasional, hingga analisis kebutuhan pasar dapat diukur dengan lebih matang sebelum layanan reguler dilanjutkan.
Selama masa uji coba enam kali penerbangan pulang-pergi (PP) Jember–Jakarta, respon masyarakat dinilai sangat positif.
“Dalam enam kali penerbangan uji coba, tingkat keterisian penumpang (load factor) tertinggi mencapai 83,3%, itu artinya animo masyarakat luar biasa tinggi,” jelas Fauzi.
Angka tersebut menunjukkan bahwa kehadiran penerbangan Jember–Jakarta memang dinantikan warga, terutama kalangan pebisnis dan masyarakat umum yang membutuhkan konektivitas cepat ke ibu kota.
Selain itu, dari hasil monitoring Pemkab Jember, uji coba tersebut juga memunculkan efek berganda (multiplier effect) bagi sektor ekonomi dan pariwisata daerah.
Menurut Fauzi, dari hasil uji coba, muncul rute potensial baru dari Jember menuju daerah lain yang tengah kami kaji. “Informasi rute lanjutan akan segera kami infokan lebih lanjut dan dalam waktu yang tidak terlalu lama pasca dilakukan evaluasi secara komprehensif,” tambahnya.
Dari dinamika ini, terlihat Pemkab Jember menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari manajemen berbasis evaluasi dan penyempurnaan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Pemkab ingin memastikan setiap penerbangan ke depan berjalan lebih efisien, aman, dan berkelanjutan secara ekonomi.
“Setelah evaluasi secara menyeluruh selesai, penerbangan akan segera dilanjutkan,” tegas Fauzi.
Pemkab Jember meminta publik untuk tidak buru-buru menyimpulkan bahwa proyek penerbangan daerah ini gagal. Sebaliknya, langkah penghentian sementara justru mencerminkan keseriusan Pemkab dalam menghadirkan layanan udara yang benar-benar siap dan berkelanjutan.
Langkah Pemkab Jember dalam menahan sementara penerbangan Fly Jaya ini memang memerlukan kesabaran publik. Namun, di tengah geliat daerah yang terus membangun, evaluasi bukanlah kemunduran, melainkan tanda bahwa setiap kebijakan sedang diarahkan agar lebih matang dan berkelanjutan.
Rute Jember–Jakarta yang sedang “pause” ini bukan cerita gagal lepas landas, melainkan manuver tenang sebelum kembali menembus awan dengan lebih kuat dan terencana. (dan/ian).