Trenggalek, kabarpas.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek terus melakukan inovasi salam rangka mengembangkan desa wisata. Salah satunya adalah festival yang bertajuk Trenggalek Mountain Bike Adventure (TMBA) Goes to Sadewa di Pantai Pelang Panggul 10 Desember mendatang.
Kepala Bidang Peningkatan Daya Tarik Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata da Kebudayaan (Disparbud), Tony Widianto mengatakan, pihaknya selalu merancang konsep festival desa wisata atau sering disebut Festival Sadewa setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda.
Pada tahun 2021 kita mengambil tema desa wisata berbasis ekologi di Desa Wulung Wetan. Sedangkan tahun 2022 kita mengangkat tema kuliner desa wisata yang bertajuk jajanan Sadewa di Desa Widoro.
“Sedangkan untuk tahun 2023 temanya adalah dolanan tradisional. Untuk tahun ini berbeda, karena kita menggabungkan Sadewa dengan wisatawan olahraga yang dan berkolaborasi dengan teman-teman ISI Trenggalek dan MTB Trenggalek dalam gelaran TMBA Goes to Sadewa, “ucapnya, Kamis (7/12/2023).
Mas Tony sapaan dia menuturkan, kolaborasi ini diinisiasi untuk mengakomodir kegiatan yang bertema desa wisata serta mengajak teman-teman yang gemar berolahraga sepeda untuk menghidupkan kembali TMBA yang merupakan even sepeda legend di Trenggalek.
Kenapa koq memilih Pantai Pelang, sebab lanjut Mas Toni, pihaknya ingin meningkatkan daya tarik wisata Pantai Pelang dan beberapa destinasi wisata di Kecamatan Panggul yang masih tertinggal dibandingkan desa wisata sentra di daerah Watulimo.
“Jadi nanti kegiatan TMBA nya akan mengambil rute dibeberapa desa wisata yang ada di Kecamatan Panggul. Antara lain Desa Wonocoyo, Nglebeng, Mbarang, Karang Tengah dan Desa Manggis, “imbuhnya.
Dia berharap, dengan even ini peserta TMBA sebagian besar dari luar kota bisa tahu potensi wisata yang ada di Kecamatan Panggul. Tak terkecuali Pantai Pelang yang merupakan tempat wisata unggulan di Kabupaten Trenggalek.
Ditambahkan dia, untuk festival desa wisatanya itu sendiri nanti ada rangkaian kegiatan, antara lain pameran produksi desa wisata, sarasehan desa wisata dan lomba dolanan tradisional. “Jadi yang kita lombakan bukan satu jenis dolanan yang dimainkan. Namun keunikan dari dolanan tradisonal tersebut. Kita akan menilai keunikan dari dolanannya, materialnya, kostumnya hingga penyajian atau presentasi dari pemandu, “tukasnya.
Dia menyampaikan, lomba dolanan tradisional juga dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan juga bisa dijual menjadi satu paket wisata. “Mudah-mudahan even dolanan tradisional ini bisa menjadi pengungkit daya tarik wisata khususnya di Kecamatan Panggul, “tutupnya. (ADV).