Pasuruan, Kabarpas.com – PC LP Ma’arif NU Kota Pasuruan menggelar halal bihalal dan seminar pendidikan di Aula PPAI Az-Zahra Petahunan, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Acara tersebut diikuti 110 peserta dari unsur Pengurus LP Ma’arif NU Kota Pasuruan, MWC LP Ma’arif NU, Pengurus Lembaga dan Banom PCNU Kota Pasuruan, Kepala Sekolah dari tingkat dasar hingga menengah atas, serta perwakilan kepala TPQ dan Madin Kota Pasuruan.
Acara tersebut diawali dengan pembacaan istighosah, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua LP Ma’arif NU Kota Pasuruan, Ahmad Mudhofir Tri Wahyudi.
Dalam sambutannya, Ahmad Mudhofir menjelaskan agar lembaga pendidikan selalu mempraktekkan kembali pendidikan Islam ahlussunah wal jamaah di bumi Nusantara yang telah di ajarkan oleh Wali Songo dalam kehidupan sekolah.
“Selain halal bihalal mempererat jalinan silaturrohmi dan komunikasi kelembagaan, acara ini juga untuk merefleksikan Hari Pendidikan Nasional, serta ngaji bareng pendidikan untuk membangun peradaban,” ujar Ahmad Mudhofir.
Muzammil Syafi’i, anggota Komisi A – DPRD Provinsi Jawa Timur, yang turut hadir juga menyampaikan bagaimana peran kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan bisa bekerjasama dengan baik untuk menjadikan lembaga pendidikan berkelas sesuai harapan masyarakat. Serta tetap dalam pembiasaan ahlussunah wal jamaah annahdliyah.
Sementara Habib Zainal Abidin Bilfaqih, Direktur Univ Islam Internasional Darulloghah Wadda’wah Bangil, menjelaskan tentang bagaimana membangun peradaban melalui pendidikan.
Yang pertama adalah guru punya semangat tinggi dalam hidmah pendidikan; Memperdalam keilmuan dengan sering mengikuti kegiatan kajian keilmuan, pendidikan dan lainnya; Menjadikan pribadi sebagai pemimpin yang taat pada syariat agama Allah SWT, ahlul Qur’an dan ahlussholawat, cakap, cinta pada Ulama’ dan ahlul bait; Sekolah harus terlibat dalam merawat masyarakat dan lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan yang islami, edukatif dan terkontrol; Praktek dakwah tidak hanya memerintah tetapi mengajak.
“Kami berharap agar pendidikan semakin maju dan berkembang, berorientasi mandiri dengan melibatkan stake holder, menjadikan guru mempunyai kualitas keilmuan yang cakap dan berintegritas, menciptakan kurikulum yang tepat, serta menjadikan lingkungan sebagai bagian dari proses pendidikan yang edukatif, islami, dan terkontrol,” imbuh Ahmad Mudhofir.
Diharapkan juga kegiatan tersebut dapat dilaksanakan minimal 1 tahun 2 kali sebagai evaluasi dan kajian keilmuan untuk membawa pendidikan semakin bermutu dan berwibawa. (diz/gus).