Oleh: Divi
Langit menghitam
Diam ku diketinggian
Diterpa angin melenggang
Mengamati pandang
Mencerna sebuah arti
Ramai namun sunyi
Jangan datang lamunan
Setidaknya cukup
Merasa nyaman
Meski gemuruh hati
Menyaingi nyanyian
Burung burung kecil
Diam.. diam.. diam..
Pintaku pada yang beradu
Akal dan kalbu
Lelah terus kecewa
Mungkin hatiku terlalu rapuh
Banyak bekas luka masih basah
Tuhan…aku berpasrah
Bolehkah hanya menanti
Diam tanpa juang
Meski terselimuti hampa
Mencoba sabarkan diri
Hingga hangat mendekap
Dari yang memberi kasih
Tulus dan setia mengikat
Dengan jalinan suci
___________________________________
*Setiap Minggu Kabarpas.com memuat rubrik khusus “Nyastra”. Bagi Anda yang memiliki karya sastra, baik berupa cerita bersambung (cerbung), cerpen maupun puisi. Bisa dikirim langsung ke email kami: redaksikabarpas@gmail.com.