Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Headline News · 3 Okt 2015 21:46 WIB ·

Pasca Peristiwa Pembunuhan Salim Kancil, Pekerja Pasir Lumajang di Probolinggo Beralih Profesi


Pasca Peristiwa Pembunuhan Salim Kancil, Pekerja Pasir Lumajang di Probolinggo Beralih Profesi Perbesar

Probolinggo (Kabarpas.com) – Dampak dari peristiwa pembunuhan aktivis anti tambang ilegal, Salim Kancil dan penganiayaan terhadap Tosan, di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Membuat penjual dan pekerja pasir Lumajang di wilayah Kabupaten dan Kota Probolinggo, harus kehilangan mata pencarian mereka sebagai sumber kahidupannya sehari-hari.

Kondisi itu terjadi setelah pemerintah, melarang penambang ilegal untuk melakukan penambagan pasir di seluruh Lumajang. Akibatnya, para pedagang dan pekerja tambang pasir pun terpaksa mulai beralih profesi menjadi buruh tani, dan bekerja serabutan.

Salah satu pekerja pasir Lumajang, yang berada di Desa Randumerak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Porobolinggo mengaku, sudah sepekan terakhir ini. Yakni, sejak peristiwa itu terjadi mereka tidak lagi bekerja mengangkut pasir, yang diambil dari Lumajang. Padahal di Probolinggo, sendiri permintaan pasir Lumajang sangat tinggi untuk penbangunan gedung, dibanding pasir lokal dari Probolinggo.

Bahkan, sebagian besar para pekerja saat ini berubah haluan, menjadi jasa membantu pengaturan arus lalu lintas di jalur Provinsi, tepatnya di jembatan Randumerak, yang saat ini masih diberlakukan buka tutup. Mereka yang rata-rata dari warga Randumerak itu, setiap hari tampak memegang kaleng dan kotak yang digunakan sebagai wadah meminta uang kepada pengendara yang melintas.

“Ya terpaksa kami lakukan meminta uang kepada pengendara mas. Sebab seluruh pekerja pasir Lumajang,yang ada di sini sekarang berubah haluan,” ujar Samsudin (45), salah satu pekerja pasir Lumajang, yang saat ini beralih profesi membantu jasa pengaturan jalan. Saat ditemui Kabarpas.com di lokasi. Sabtu, (03/10/2015).

Meski demikian, ia mengaku pendapatan yang ia peroleh dari profesi baru yang ia jalani itu, lebih dikit ketimbang menjadi pengangkut pasir Lumajang.

“Biasanya saat kerja menjadi pegangkut pasir Lumajang, setiap harinya kami bisa mendapat Rp 40 ribu. Namun, dengan meminta uang sebagai jasa pengatur jalan ini, kami hanya mendapatkan uang Rp 20 ribu,” pungkasnya. (har/abu).

Artikel ini telah dibaca 22 kali

Baca Lainnya

Om Banjir Om

9 Maret 2024 - 19:19 WIB

Saling Cokot, Empat Pengedar Sabu Diamankan

19 September 2023 - 13:45 WIB

Keluarga Pasien Meradang, Ada Konser di RSUD Bangil dengan Suara Musik Kencang

2 Agustus 2023 - 21:58 WIB

Laka Beruntun di Jalan Raya Purwodadi, 2 Orang Tewas di Tempat

26 Juli 2023 - 19:16 WIB

Gudang Rongsokan dan Rumah di Pasuruan Ludes Terbakar

21 Juli 2023 - 06:27 WIB

Dua Gudang Mebel di Pasuruan Ludes Terbakar

19 Juli 2023 - 23:20 WIB

Trending di Berita Pasuruan