Purworejo (Kabarpas.com) – Pasca menempati relokasi baru di eks gedung badminton. Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di pasar Kebon Agung Kota Pasuruan mengeluhkan sepinya pengunjung yang membeli di tempat mereka.
Meliyati, salah satu pedagang buah mengatakan, bahwa sebagian besar para pengunjung yang datang ke tempatnya mengeluhkan biaya parkir yang terlalu besar. Sehingga mereka enggan masuk ke eks gedung badminton tersebut.
“Sejak tiga hari pindah di dalam gedung yang disediakan oleh pemerintah, dagangan saya sangatlah sepi. Padahal biasanya pembeli langsung membeli buah dan tidak ada parkir. Tapi setelah direlokasi di dalam pasar Kebon Agung ternyata para pembeli terbebani dengan biaya parkir Rp1.000 per/motor,” terangnya kepada Kabarpas.com, Senin (25/05/2015) siang.
Menurut Meliyati, sepinya pembeli itu berpengaruh pada penghasilan sehari-harinya. Karena sebelum direlokasi, biasanya para pembeli mengantri untuk membeli aneka buah segar di tempatnya.
“Hari ini saja baru ada satu pembeli, itupun tidak banyak. Kemarin hanya dua pembeli. Perputaran pembeli sebelum di pindah ke tempat baru ini, biasanya dalam sehari bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta, tapi untuk saat ini hanya sekitar Rp 100-150 ribu saja,” ujarnya.
Meliyati hanya meminta kepada Pemkot Pasuruan supaya biaya parkirnya tidak terlalu besar bagi para pembeli. Meski demikian, ia tetap optimis dagangannya akan kembali laris seperti awal sebelumnya.
“Kalau bisa tidak ada biaya parkir. Supaya para pelanggan kembali lagi. Relokasi baru ini seperti saya mengawali berjualan untuk meraih pelanggan-pelanggan baru. Kami juga berterima kasih kepada Pemkot Pasuruan karena kios yang baru saya tempati ini tak ada sewa alias gratis,” ucap Meliyati.
Hal senada juga diungkapkan pedagang kopi. Mereka mengeluhkan tempat untuk berjualan kopi lantaran tempatnya dilantai dua.
“Seharusnya tempat berjualan kopi ada di lantai dasar tapi ini malah di lantai atas. Imbasnya pengunjung yang akan bersantai menikmati kopi berkurang drastis. Dalam sehari saja hanya dua orang. Itu pun para pengunjung juga mengeluhkan biaya parkir,” kata Mbak Sum pedagang kopi yang baru pindah tiga hari yang lalu.
Pantauan di lokasi, puluhan lapak-lapak yang ada di area pasar Kebon Agung Kota Pasuruan disisi selatan mulai bersih dari para PKL. Sedangkan di sisi barat sebagian pemilik lapak masih membersihkan sisa-sisa bangunannya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan (Diskoperindag) Kota Pasuruan Sumarni mengakui, kalau adanya relokasi ini akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Meski begitu, dirinya menjelaskan, bahwa relokasi tersebut dilakukan tak lain untuk mengembalikan fungsi area parkir yang terkurangi akibat adanya PKL, serta juga mengembalikan fungsi pasar untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kami akui pemindahan kios ini akan ada pro dan kontra. Di sisi lain ada kebaikan. Karena lahan parkirnya lebih luas, sehingga para pengunjung lebih enak memarkir kendaraannya,” pungkasnya. (ajo/uje).