Pasuruan (Kabarpas.com) – Ada yang sedikit berbeda dalam Kejuaraan Pacuan Kuda Bupati Cup II Tahun 2015 ini, yakni dengan keikutsertaannya beberapa santri dari berbagai Pondok Pesantren (Ponpes) di Jawa Timur.
Daud (24), salah satu peserta asal Ponpes Darus Salam An Nasr Batu Malang mengaku, sudah biasa berkuda dengan hanya menggunakan pakaian jubah yang biasa dia pergunakan di lingkungan pesantren.
“Sudah biasa mas, setiap harinya juga begini. Yang penting kalau naik kuda itu harus mengenal kudanya dengan baik. Baju apapun tak akan pernah menjadi masalah kalau sudah mengenal karakter kudanya,” tutur Daud di sela-sela memberi makan kuda jantan miliknya.
Daud sendiri sudah sangat dekat dengan Labub, kuda jantan berusia 3 tahun yang selama ini membawa dirinya menjadi juara di mana-mana.
“Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini juga menjadi juara. Saya sangat sayang sama Labub seperti saudara sendiri. Setiap hari harus diperhatikan, baik makannya, kebersihan badan sampai dengan tidurnya juga harus diperhatikan. Karena binatang juga punya naluri yang sama dengan kita, kalau dia disayang maka akan balik menyayangi kita,” ucapnya.
Untuk diketahui, lomba Kejuaraan Pacuan Kuda Bupati Cup II Tahun 2015 ini akan berlangsung selama dua hari, yakni tanggal 5-6 September, di Gelanggang Pacuan Kuda “Ki Ageng Astro Joyo”, Desa Cobanjoyo, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan.
Sementara itu, Ketua Divisi Pacuan Kuda, Pordasi Propinsi Jawa Timur, Subakir mengatakan, berbagai kontingen pacuan kuda dari berbagai daerah di Indonesia, telah memastikan hadir untuk memeriahkan kejuaraan nasional (kejurnas) tersebut. Mereka diantaranya berasal dari Kalimantan, Jawa Barat, Denpasar, Jawa Tengah, dan sejumlah daerah lainnya.
“Kuda – kuda pacu tingkat nasional dan joki nasional juga sudah menyatakan mengikuti lomba ini, dan inilah yang menjadi daya magnet adanya kejuaraan berkuda tahun ini,” ucap Subakir kepada Kabarpas.com saat ditemui di lokasi. Sabtu, (05/09/2015).
Ditambahkannya, nantinya para peserta akan mengikuti berbagai kelas dan tingkatan, yakni mulai dari kelas A-J maupun kelas mini. Dan seluruhnya harus melewati lintasan mulai dari 500 meter hingga 2000 meter.
Menurutnya, lapangan pacuan kuda yang dibangun dari bekas lahan tambang pasir seluas kurang lebih 1400 meter dan lebar lintasan 16 meter, cukup representatif untuk kejuaraan pacuan kuda.
“Karena luas dan panjang lintasan yang sesuai ukuran untuk kejurnas, maka kejuaraan pun pantas digelar di sini. Pihak panitia dan pemilik lahan juga tengah membangun sejumlah infrastruktur pendukung, seperti kandang – kandang kuda permanen, Tribun VIP, dan pondok tempat menginap para peserta, serta perbaikan dan penyempurnaan lintasan pacu,” ucapnya.
Di sisi lain, Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf mengaku akan mendukung Kejuaraan Pacuan Kuda sebagai kegiatan rutin tahunan, khususnya dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Pasuruan.
“Kebetulan Kabupaten Pasuruan sekarang sudah berusia 1086 tahun. Banyak agenda yang telah kita susun, salah satunya adalah Kejuaraan Pacuan Kuda ini. Dan ke depan kami akan berencana menjadikan event semacam ini, untuk menjadi salah satu ikon kegiatan khas menyambut Hari Jadi Kabupaten Pasuruan,” kata Irsyad, sesaat sebelum membuka secara resmi kejuaraan tersebut. (iim/sym).
