Bondowoso, Kabarpas.com – Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (MA IPNU) siap menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) pada tanggal 2-3 Agustus 2025 di Bondowoso, Jawa Timur. Munas kali ini mengambil tema sentral “Pendidikan Gratis dan Inklusif untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, dengan fokus pada peningkatan akses dan mutu pendidikan nasional.
Bupati Bondowoso, KH Abdul Hamid Wahid, yang juga merupakan Ketua Presidium MA IPNU Jawa Timur, akan menjadi tuan rumah acara penting ini.
Sekretaris Jenderal MA IPNU, Prof. Dr. Asrorun Niam Sholeh, menyatakan antusiasmenya terhadap Munas ini.
“Kita berharap Munas ini dapat menghasilkan rumusan yang jelas, rinci, dan solutif bagi berbagai persoalan pendidikan nasional kita,” ungkap Prof. Dr. Asrorun Niam Sholeh.
Lebih lanjut, Guru Besar Ilmu Fikih UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyampaikan, dalam Peraturan Dasar, MA IPNU berfungsi sebagai wadah silaturahim dan silatul fikri (bertukar pikiran) bagi para alumninya. Fungsi ini juga mencakup penyusunan konsep pengembangan yang dapat diimplementasikan pada kader yang sedang berproses sebagai pengurus di semua tingkatan, serta memadukan gagasan kader yang kini berada di berbagai lini kehidupan.
MA IPNU memiliki kesadaran mendalam akan kondisi pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2023, Indonesia menempati posisi ke-67 dari 203 negara dalam hal kualitas pendidikan, dan masih berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand di Asia Tenggara.
“Kondisi ini akan menjadi kendala dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 manakala kita tidak memacu peningkatan kualitas pendidikan,” tegas Prof. Dr. Asrorun Niam Sholeh.
Ia menyoroti salah satu kelemahan signifikan adalah rasio guru berkualitas dan tingkat literasi masyarakat. Banyak guru yang belum memiliki kualifikasi atau kompetensi memadai, yang menjadi perhatian serius MA IPNU.
Sebagai kaum intelektual, MA IPNU merasa memiliki kewajiban moral untuk mencari jalan keluar signifikan dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Islam yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU), sehingga peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) NU diyakini akan berdampak positif pada peningkatan kualitas Bangsa Indonesia secara umum.
Munas ini juga akan mengupas tuntas berbagai penyebab lambatnya kemajuan pendidikan di Indonesia, di antaranya:
- Kualitas Guru yang Belum Merata: Banyak guru belum memiliki profesionalisme memadai, diperparah dengan tingkat kesejahteraan rendah yang sering memaksa mereka mencari pekerjaan sampingan. Pentingnya pelatihan dan pengembangan profesional berkelanjutan, terutama di daerah terpencil, akan menjadi fokus pembahasan.
- Sarana dan Prasarana yang Belum Memadai: Banyak gedung sekolah, khususnya di pedesaan, minim fasilitas atau bahkan tidak layak pakai. Integrasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga masih terhambat.
- Pemerataan Akses Pendidikan: Pembangunan infrastruktur yang terpusat di perkotaan menyebabkan disparitas. Biaya pendidikan, terutama di jenjang lebih tinggi atau swasta, masih menjadi penghalang.
- Kurikulum yang Belum Sepenuhnya Relevan: Kurikulum dinilai terlalu menekankan hafalan daripada keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah. Perubahan kurikulum yang tidak berkelanjutan akibat ganti menteri juga menimbulkan kebingungan.
- Anggaran Pendidikan: Meskipun meningkat, masih ada kesenjangan antara alokasi dan kebutuhan riil di lapangan.
Untuk mencari solusi mewujudkan pendidikan inklusif, Munas MA IPNU 2025 akan merekomendasikan langkah-langkah strategis bagi pemerintah, meliputi:
- Peningkatan Kualitas Guru dan Tenaga Kependidikan: Melalui pola perekrutan berbasis kompetensi yang ketat dan transparan, peningkatan kesejahteraan, serta pengembangan karir yang jelas.
- Revitalisasi Kurikulum dan Materi Pembelajaran: Kurikulum harus relevan dengan tuntutan zaman, berbasis kompetensi dan keterampilan abad 21, inovatif, kontekstual, fleksibel, serta konsisten dan berkelanjutan.
- Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan: Dengan infrastruktur yang memadai, pemerataan akses dan kualitas fasilitas, pemanfaatan TIK, serta lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
- Peningkatan Anggaran dan Akuntabilitas Pengelolaan: Melalui alokasi anggaran yang efektif dan tepat sasaran, transparansi, akuntabilitas, serta partisipasi swasta dan masyarakat, terutama dunia usaha dan industri.
Sementara itu, mendekati perhelatan Muna pertama MA IPNU muncul sejumlah nama yang masuk dalam bursa kepemimpinan umum MA IPNU, salah satunya yaitu Prof. Dr. Asrorun Niam Sholeh. Ia disebut-sebut sebagai kandidat yang layak memimpin MA IPNU periode mendatang.
Menurut KH. Muzammil Syafii selaku Ketua Majelis Alumni IPNU (MA IPNU) Jawa Timur periode 2011-2023, dengan rekam jejak yang jelas dan pengalaman mendampingi Ketua Umum MA IPNU selama lebih dari 8 tahun, Prof. Dr. Asrorun Niam Sholeh dinilai sangat memahami organisasi.
“Kapabilitas dan loyalitas beliau pada NU tidak perlu diragukan lagi, di samping sekarang dia punya akses yang cukup signifikan baik di NU, MUI, dunia pendidikan, maupun di circle kekuasaan Pemerintah saat ini,” tandasnya.
Munas MA IPNU 2025 diharapkan berjalan sukses dan memberikan manfaat besar bagi NU, umat, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.(hib).