Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Cerpen ยท 15 Sep 2024

MBAH HOLIL BANGKALAN


MBAH HOLIL BANGKALAN Perbesar

Oleh: Haidar Hafeez

 

KABARPAS.COM – PAGI itu telah berkumpul Marjui, Supi-i, Sujoto Sanai dan Matamin. Mereka para tukang yang akan memulai gawe besar membuka pondasi rumah sehona Holil. Pagi itu hari selasa pon seperti biasa tamu sehona Holil sudah mengantri tamu-tamu hendak sowan. Mulai dari santri bertanya tentang konflik baca qiroatul qur’an bin nahwi, pedagang minta pelarisan, suwuk orang sakit, istri akan melahirkan, menentukan hari perkawinan, sarang hujan, akan mulai bercocok tanam hingga bos besar di Surabaya akan buka pondasi untuk gudang dan pabrik baru atau juga sebab tamu yang datang sekedar melepas rindu.

Marjui kesini kata sehona Holil kepada Marjui tukang senior yang memimpin proyek pembangunan rumah sehona Holil. Marjui yang sedang mengukur tanah dengan kempat anak buahnya bergegas menuju arah panggilan sehona Holil. Sehona Holil membuka kertas yang dia ambil dari saku bajunya. Gambar rumah yang sudah di bikin jauh sebelum membuka pondasi. Marjui mendengar dengan seksama arahan dari sehona Holil. Marjui melihat dengan jeli dan tertera dengan jelas judul besarnya. Rumahku surgaku mulai selasa pon. Lalu Marjui mengembalikan gambar rumah kepada sehona Holil. Sudah bawa saja, itu aku gambar buat kamu agar sesuai dengan keinginanku. Marjui hanya mengangguk dan melipatnya lalu di masukkan kedalam kantong bajunya. Iya sudah, paham ya Marjui. Aku akan menemui tamu.

Sehona Holil menuju langgar kayu yang untuk sementara waktu sebelum rumahnya selesai juga di fungsikan sebagai balai tamu. Dan para tamu mendapati sehona Holil menuju arah langgar kayu langsung satu persatu sambil membungkuk tertib berebut bersalaman kepada sehona Holil. Lalu sehona Holil menaiki tangga kayu. Terompah kulitnya di lepas di bawah tangga kayu. Salimin santri yang selalu mendampingi sehona Holil bergegas menyandang sendal sehona Holil dan membaliknya kearah keluar langgar. Setelah masuk sehona Holil mempersilahkan seluruh tamu untuk masuk langgar.

Kopi Jawa atau kopi ndeso di tumbuk kasar sengaja di bikin tubruk kesukaan sehona Holil dan hampir semua lelaki madura dan rengginang menemani obrolan pagi selasa pon. Canda tawa memulai obrolan pagi sehona Holil sosok orang tua kiyai sepuh yang humanis dan homoris. Sehona Holil sama dengan kebanyakan kiyai kiyai berilmu tua suka guyon dan gojlokan. Sehona Holil adalah Gus Durnya zaman ketika itu. Bagi sehona Holil tak ada kamus masalah diselesaikan dengan jalan sedih apalagi jalan air mata. Marsulam sahabat kecilnya yang kini sukses menjadi tabib di Surabaya duduk berhadapan dengan sehona Holil. Dari lingkaran duduk para tamu. Tamu tamu nyaman dan betah dengan bersahajanya sehona Holil mejumpai para tamu. Kelakar dan gojlokan adalah sebetuk kasih sayang serta keakraban sehona Holil dalam menyapa para tamunya. Marsulam kau bawa kabar apa hari ini. Hanya kabar rindu. Ah! Bisa aja kau ini. Kayak remaja di rudung cinta. Haha semua pada tertawa. Kulaan yai. Sehona Holil mendadak tertawa dan di ikuti tawa membahana para tamu. Setelah tawa mulai reda sehona Holil mempersilahkan minum kopi sambil dirinya nyeruput kopi bercankir keramik putih motif bunga bikinan Cina.

Siapa namamu? Tanya sehona Holil kepada tamunya yang sejak tadi hanya diam paling paling tertawa kecut saat semua dalaing bahagia bersama guyonan ala santri. Sukkur, ada kabar apa kok sepertinya sedih banget. Anu yai, istri saya mau lahiran tapi susah. Oh iya tenang ini di baca. Kalau lahir selamat kau kuberi nama selamet. Sukkur segera pamit dan pulang. Tak lama kemudian sambil berlarian menuju langgar di mana sehona Holil menjumpai para tamunya. Tergopoh-gopoh dan mengagetkan semua yang ada di situ. Sukkur mengatakan selamet lahir selamet lahir. Memangnya kenapa Sukkur. Tanya sehona Holil. Selamet lahir. Kau baca doa yang tadi itu. Iya kiyai. Semua pada tertawa bahagia menyaksikan Sukkur.

Sudah ya cukup. Ini waktunya saya jualan kapur. Semua pada berpamitan. Dan Marsulam berpamitan paling belakang sembari mengatakan. Yai kalau untuk membangun rumah sebaiknya jangan hari ini sebab ini hari menurut perhitungan astronomi kurang baik. Oh begitu. Terus kapan enaknya tiga hari lagi. Iya iya baik baik. Marjui! Marjui! Sehona Holil memanggil kepal tukang. Marjui segera menghadap sehona Holil. Iya kiyai. Ada apa. Sudah di gali pondasinya. Belum kiyai. Behini, kata sahabat saya ini dia dukun terkenal di Surabaya. sebaiknya jangan gali pondasi hari ini. Jadi hari ini kamu semua pulang saja. Tiga hari kemudian atau hari kamis pagi di mulai lagi pekerjaan ini. Iya kiyai. Marjui dan kempat rekannya segera pulang. Dan Marsulam sahabat juga ikut berpamitan pulang.

Setelah agak lama kemudian Salimin di suruh sehona Holil untuk menjemput Marjui dan keempat yang lain. Guna memulai kembali pekerjaan membuat rumah. Sesampainya di Kademangan Marjui yang sejak tadi sangat muskil menuai jawaban dari sehona Holil. Bahwa tadi itu saran tamu saya yangbharus di mulyakan dalam apa sajanya tak terkecuali dalam ikut memikirkan kebaikanku. Kali ini sudah tidak ada tamu lagi aku kembali ke pendapatku bila ini adalah hari baikku membangun baity jannatiku.. Arrumuz 25624. (***).

Artikel ini telah dibaca 78 kali

Baca Lainnya

Indonesia Siap Bangkit Hadapi Thailand di Laga Kedua AFC Women’s Futsal Championship 2025

9 Mei 2025 - 15:34

Pasukan TMMD Kodim 0824/Jember Bersama PLN Pasang Lampu PJU di Desa Plalangan

9 Mei 2025 - 14:47

Dapat Dana Rp 2,5 Triliun dari Bill Gates, Indonesia Gunakan untuk Apa Saja?

9 Mei 2025 - 13:25

PATAJI Rengganis Ramaikan Pameran dan Bursa Pusaka 2025

9 Mei 2025 - 13:20

Dinas Pendidikan Kota Madiun Gelar Sosialisasi SPMB

9 Mei 2025 - 13:16

Ritual Pernikahan Tebu Menandai Dimulainya Musim Giling Tebu PG Semboro Jember

9 Mei 2025 - 13:02

Trending di KABAR NUSANTARA