Oleh: Haidar Hafeez
KABARPAS.COM – LAM tegak lurus bengkok di bawah Lam litakkid memperjelas tentang kejelasan
Abu Jahal bukan Abu Lahab
Abu Jahal alam laqob Umar bin Hisyam
Bukan Umar bin Khattab
Abu Jahal bukan Abu Lahab
Abu Lahab beralam ismikan Abdul Uzza bin Abdul Mutalib
Paman nabi
Abu Jahal bukan
Bukan paman nabi
Abu Jahal Firaun nabi Muhamad
Lebih melampai batas
Layatgho benar benar melampaui batas
Ketimbang Firaun nabi Musa
————————————–
*
Lam pada “layatgho” QS ; 96/6 adalah “littakkid” artinya “layatgho” benar benar melampau batas. Suatu ketika Jibril tertawa terbahak bahak di hadapan nabi. Saat nabi sedang susah mendapati telinga Abdulah Ibnu Mas’ud robek di sobek Abu Jahal. Hhhhh wkwk. Santai nabi kelak engkau akan menyaksikan balasan atas perbuatan jahil abu Jahal. Sambil terpingkal pingkal Jibril mengatakan hal itu. Lalu Jibril berlalu dari hadapan nabi. Jibril sedang lewat dan mengetahui peristiwa penyobekan telinga Ibnu Mas’ud gara garanya nabi mengumumkan semacam sayembara walau tak berhadiah. Hayo! kata nabi. Siapa yang sanggup membaca surat arrahman ada di depan pembesar quresy. Di antara kerumunan sahabat, Ibnu Mas’ud lah paling pertama mengacungkan tangan demi melunasi tantangan nabi.
Ibnu Mas’ud agak memaksa walau sahabat yang lain menghawtirkan keselamat Ibnu Mas’ud. Masih saja Ibnu Mas’ud ngotot untuk membacanya di hadapan pemesar quresy. Tanpa ba-bi-bu Abu Jahal mencolokkan pedangnya kearah telinga hingga telinga Ibnu Mas’ud robek. Berlari menuju tempat nabi dan melaporkan bila telah di baca surat arrahman di depan pembesar Quraisy. Dan hasilnya telinga Ibnu Mas’ud sobek, di robek pedang abu Jahal. Saat itulah Jibril mengetahui peristiwa tragis yang di alami Ibnu Mas’ud. Saat Ibnu Mas’ud menceritakan kronologi peristiwa naas itu kepada nabi dan nabi merasa sedih sebab kelakuan sadis Abu Jahal kepada Ibnu Mas’ud. Jibril tertwa sejadi jadinya. Sebab Jibril tahu kelak telinga Abu Jahal juga di sobek Ibnu Mas’ud orang lemah yang kini teraniaya. Nabipun juga tersenyum rekah saat kemudian juga tahu kelak saat perang badar ketika pada masanya Ibnu Mas’ud bakalmerobek telinga Abu Jahal.
Falamma Kana yaumi badrin lam yahdur Ibnu Mas’udin. Maka ketika perang badar berkobat Ibnu Mas’ud tidak hadir. Namun selesai perang badar Ibnu Mas’ud sowan nabi. Wahai nabi berilah kami sisa perang. Kalau memang kamu mau cari siapa siapa serdadu lawan yang masih hidup. Faqtulhu, tebas hingga mati.kata nabi. Lalu di cari sisa serdadu yang masih hidup. Bertemulah Abu Jahal. Dan dengan sombongnya Abu Jahal berkata kepada Ibnu Mas’ud yang ingin mencari sisa sisa pertempuran. Hai katakan pada kawanmu yang bernama Muhammad. Benar ya! katakan bahwa aku sangat benci kepada Muhamad baik ketika masih hidup atau setelah mati. Langsung Ibnu Mas’ud menebas leher Abu Jahal hingga putus.
Uf betapa berat kepala Abu Jahal. Masak kepala manusia beratnya melebihi kepala onta. Gumam Ibnu Mas’ud dalam hati. Ibnu Mas’ud urung membawanya sebab berat dan licin. Sama seperti Abu Jahal ketika masih hidup. Mulut Abu Jahal sangat licin dan pikirannya selalu berat bila semakin hari ini semakin banyak yang memeluk Islam. Lalu di lubangi telinga Abu Jahal di masukkanlah tali lalu di seret. Mengetahui kedatangan Ibnu Mas’ud nabi beranjak berdiri dan menyapa Ibnu Mas’ud dari dalam rumah. Bagaimana dapat. Tanya nabi dari dalam rumah. Ibnu Mas’ud melepas tali yang di pakai menggeret kepala Abu Jahal. Iya dapat nabi sudah dapat. Jawab Ibnu Mas’ud. Di depan nabi Ibnu Mas’ud mengatakan saya bertemu abu Jahal dan Abu Jahal mengatakan kata kata bilang sama kawanmu yang bernama Muhamad aku sangat benci ketika hidup dan saat mati.
Memang Firaunku lebih jahat ketimbang Firaun nya nabi Musa. Kalau Firaunku jahatnya bukan hanya lisan tetapi perbuatan juga jahat. Bahkan tidak hanya ketika masih sehat dan berjaya saat menjelang mati saja masih jahat. Beda dengan Firaun nabi Musa pernah berbuat baik dengan mengadopsi Musa menjadi menjadi anak angkat atas nama istri tercantiknya yang bernama Asiyah binti Muzahim. Saat mandi di sungai Nil menemukan bayi lelaki terapung di atas kotak. Dan Firaun suatu ketika pernah ngudang bayi yang bernama Musa. Musa di itik itik dan Musa tertawa sebagaimana bayi bayi lain saat di itik itik. Dan kata nabi. Fir’aun nabi Musa saat menjelang mati sahadat iman kepada Allah tuhan kaum bani Israel, kaumnya nabi Musa.
———————–
Rujukan kitab Hikayatul Badiat, Kiyai Asrori Magelang dan tafsir Annisaburi surat Al alaq
Arrumuz 10224. (***).