Bangil (Kabarpas.com) – Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali memakan korban jiwa warga Bangil, Kabupaten Pasuruan. Kali ini korbannya adalah seorang pelajar SMP Negeri 1 Bangil bernama Saufa Safira, 15. Pelajar yang masih duduk di bangku kelas VIII tersebut, meninggal dunia akibat terjangkit DBD dengan fase kritis di rumah sakit Saiful Anwar-Malang.
Pantauan Kabarpas.com, tepat pukul 15.00 wib jenazah korban yang baru dipulangkan dari RS Saiful Anwar Malang tersebut, langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Segok-Bangil.
Bahkan, isak tangis dari pihak keluarga dan teman-teman korban menyelimuti pemberangkatan jenazah pelajar yang tinggal di jalan Lumba-Lumba No.3, Kelurahan Kersikan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan itu menuju ke TPU.
Zaid Basyud, paman korban menceritakan, bahwa sebelum tewas ponakannya yang akrab disapa Safira itu, lebih dulu menderita sakit panas dengan kondisi badan lemas. Sehingga pada Minggu malam (22/03/2015) lalu sekitar pukul 24.00 Wib, oleh kedua orangtuanya, yakni Akhmad Abdul Rokhim Jablil, 38, dan Bella Lahmadi, 33, tersebut, langsung membawa korban ke RSUD Bangil. Dan saat sampai di UGD RSUD Bangil, korban kemudian mendapatkan diagnosa, kalau ia positif terjangkit DBD.
“Keesokan harinya (Senin, 23/03/2015 kemarin) kondisinya belum menunjukan peningkatan yang positif. Selanjutnya pada Senin malamnya oleh pihak RSUD Bangil ia dirujuk ke rumah sakit Saiful Anwar Malang,” ucapnya kepada Kabarpas.com saat ditemui di rumah duka, Selasa (24/03/2015) siang.
Namun, pada saat dibawa ke rumah sakit Saiful Anwar Malang menggunakan ambulans, Safira tidak sadarkan diri. Hingga pada Selasa (24/03/2015) dini hari, korban akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan Loembini Pedjati Lajoeng saat dikonfirmasi Kabarpas.com mengatakan, bahwa dengan meninggalnya pasien DBD atas nama Saufa Safira (15) ini, menambah daftar pasien DBD yang tak tertolong. Berdasarkan data yang ada pada bulan Maret ini, pasien DBD khusus warga Kabupaten Pasuruan yang tewas tercatat menjadi dua orang.
Untuk mengantisipasi agar hal serupa tidak terulang lagi, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk secepatnya tanggap, jika ada salah satu anggota keluarganya mengalami sakit panas langsung segera dibawa ke Puskesmas atau ke rumah sakit. Hal ini dilakukan agar dapat segera ditangani
“Kebanyakan kasus yang ada, mereka (masyarakat) baru memeriksakan jika pasien sudah mengalami kondisi kritis,” kata Loembini kepada Kabarpas.com saat dihubungi melalui sambungan seluler.
Ia menambahkan, kalau selama ini pihak Dinas Kesehatan setempat melalui jajarannya telah bekerjasama dengan instansi lainnya baik tingkat kecamatan hingga desa, untuk mensosialisasikan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). “Ini dilakukan karena wilayah Kabupaten Pasuruan telah berstatus Kejadian Luar Biasa-Demam berdarah (KLB – DBD),” imbuhnya.
Loembini juga mengatakan, meski penanganan DBD merupakan kewajiban pemerintah. Namun, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat agar berperan aktif memberantas penyakit menular ini.
“Peran aktif masyarakat tetap diperlukan, di antaranya dengan bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta menjalankan upaya pencegahan melalui 3M, yakni menutup, menguras, menimbun,” pungkasnya. (ajo/sym).