Purworejo (Kabarpas.com) – Ada pemandangan yang sedikit berbeda, pada kegiatan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Ibu, yang berlangsung di Halaman Kantor Pemkab Pasuruan, Senin (22/12/2014) pagi tadi.
Sejumlah ibu-ibu didapuk untuk menjadi petugas dalam upacara bendera tersebut, diantaranya yaitu Kepala Kejaksaan Negeri Bangil, Ariana Juliastuty yang dipercaya menjadi inspektur upacara, Kasubag Pers Baksumda Polres Pasuruan, AKP Mujiati juga mendapatkan kehormatan menjadi Komandan Upacara, disusul Perwira Upacara yang diamanahkan kepada Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Pasuruan, Lilik Widji Asri.
Lalu, tak ketinggalan si Kades cantik dari Desa Karangsentul, Astri Diah Rahmawati yang juga mendapat kesempatan sebagai pembaca UUD 1945. Serta pembaca sejarah singkat Hari Ibu yang dipercayakan kepada Meta Tri Bawani dari GOW (Gerakan Organisasi Wanita) kabupaten setempat.
Partisipasi perempuan dalam upacara bendera yang dimulai tepat pukul 08.00 WIB tersebut, terlihat benar-benar menonjol, lantaran seluruh peserta upacaranya adalah para karyawati Pemkab hingga anggota kepolisian setempat.
Sementara itu, Lulis Irsyad Yusuf, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan mengatakan, Momen Hari Ibu yang biasanya diperingati setiap 22 Desember harus dijadikan sebagai ajang refleksi diri, sekaligus menegaskan bahwa perempuan dan ibu adalah satu-kesatuan yang tak terpisahkan satu sama lain, dengan memiliki hak dan kewajiban yang sama pada kaum pria dalam setiap bidang apapun.
“Belakangan ini kita pasti sudah sering mendengar prestasi wanita dalam berbagai bidang seperti politik, sosial, teknologi, maupun olah raga. Walaupun masih banyak orang yang merendahkan kaum wanita. Namun, mereka tetap dapat menunjukkan eksistensinya dalam berbagai bidang,” kata Lulis kepada Kabarpas.com saat ditemui seusai upacara.
Menurutnya, perempuan saat ini mengalami fluktuasi kehidupan, dalam arti banyak ditemukan perempuan-perempuan yang memiliki pengaruh di dunia. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang menjadi korban kekerasan dari kaum pria. Untuk itulah Lulis mengajak semua perempuan dan kaum ibu di Kabupaten Pasuruan supaya menjadi perempuan yang tangguh, kuat. Namun, tidak meninggalkan peran, tugas, dan kodrat sebagai seorang perempuan.
“Terlepas dari peran serta wanita dalam berbagai bidang, hendaknya kita memaknai Hari Ibu karena peran besarnya dalam melahirkan dan merawat kita sehingga menjadi pribadi yang besar seperti saat ini. Bahkan, seringkali kita melihat bahwa disamping seorang pemimpin besar, selalu ada wanita yang tangguh bersamanya,” pungkasnya. (iim/uje).