Pasuruan (Kabarpas.com) – Angka pernikahan dini di Jawa Timur masih terbilang tinggi. Bahkan, angka tersebut berada di atas angka rata-rata nasional. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim, Dwi Listyawardani saat membuka acara Hari Keluarga XXII Tingkat Provinsi Jatim di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Senin (10/8/2015).
“Remaja Jawa Timur yang menikah dini ada di angka 53/1.000. Sebab angka rata-rata nasional saat ini adalah 48/1.000. Untuk itu kami tetap berupaya untuk menekannya,” ucapnya.
Perempuan yang akrab disapa Dani ini menjelaskan, wilayah Jawa Timur yang angka pernikahannya termasuk tinggi, yaitu berada di sekitar Tapal Kuda dan Pantura. Ia menuturkan faktor budaya masih menjadi alasan utama para remaja Jatim untuk menikah di usia yang belum matang. “Sampai saat ini masih ada orangtua yang menjodohkan anak-anaknya. Namun, hal itu mulai tersaingi oleh pergaulan bebas,” imbuhnya.
Meski demikian, guna menekan angka pernikahan dini, pihaknya telah bekerjasama dengan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jatim untuk menyosialisasikan program pematangan pernikahan generasi berencana atau genre kepada kaum muda.
“Keluarga menjadi sarana orangtua dan anak saling berbagi, termasuk merencanakan pernikahan. Jargonnya bekerja dulu baru menikah,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua II TP PKK Jatim, Chairani Yuliati Akhmad Sukardi menambahkan keluarga menjadi dasar tumbuh kembang anak-anak. Komunikasi orangtua dan anak akan memberikan pemahaman kepada para remaja, mengenai pentingnya merencanakan pernikahan.
“Oleh karena itulah kami gandeng ibu-ibunya di acara-acara PKK agar merencanakan pernikahan putra-putri mereka dengan matang. Adanya perencanaan pernikahan niscaya akan mengarah ke keluarga yang siap secara mental dan materi,” pungkasnya. (ajo/sym).