Oleh: Nur Indah Sutriyah
Serupa hutan-hutan di musim kemarau
matamu mengering
pokok-pokok tumbang
daun-daun meranggas berguguran
ranting-ranting patah
menjerit
meronta
kesakitan
derap langkah terseok menuju pulau seberang
namun arah lenyap
kemana kah perginya warna biru itu?
apakah lebam tersapu awan?
ataukah lesap ditelan masa?
entahlah,
yang ku tau, kau sudah kehilangan arah
angin membawamu pergi
jauh melesat meninggalkan matahari
maka raihlah musim semi
lewat pegunungan hijau
berbukit cinta kasih
di atas sajadah panjang di malam hari
niscaya matamu basah
air mata mengalir
deras
membanjir
*Nur Indah Sutriyah, adalah perempuan yang lahir di kota Pasuruan. Merupakan alumnus Universitas Wiranegara Pasuruan. Karya-karya puisi dan cerpennya termuat dalam berbagai media daring dan digital. Beberapa puisinya juga banyak terhimpun dalam antologi puisi bersama. Selain menulis puisi, dia juga gemar menulis prosa. Saat ini dia mengabdi di Yayasan Pendidikan Nurul Hidayah AsshonhajiAsshonhaji sebagai pendidik.
_________________________________________
*Setiap Minggu Kabarpas.com memuat rubrik khusus “Nyastra”. Bagi Anda yang memiliki karya sastra, baik berupa cerita bersambung (cerbung), cerpen maupun puisi. Bisa dikirim langsung ke email kami: redaksikabarpas@gmail.com.