Probolinggo (Kabarpas.com) – Aktivitas vulkanik Gunung Bromo yang terletak di empat daerah di Jawa Timur, mengalami peningkatan yang signifikan sejak Selasa (22/12/2015) dini hari. Peningkatan aktivitas vulkanik gunung yang memiliki ketinggian 2.329 Mdpl tersebut, nampak dengan keluarnya lava pijar dari bibir kawah.
“Saat ini Gunung Bromo sudah memasuki fase mengeluarkan material lava pijar. Itu hanya bisa dilihat dari luar sejak semalam,” kata Gede Suantika, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG). Selasa, (22/12/2015).
Dijelaskannya, lava pijar berwarna kemerahan yang keluar dari bibir kawah Gunung Bromo tersebut, hanya nampak saat malam hari. Jika pagi hingga sore hari, yang nampak hanya kepulan asap berwarna pekat kelabu, membumbung tinggi ke udara.
Menurutnya,dengan keluarnya material lava pijar dari kawah Gunung Bromo tersebut, itu sudah menunjukkan, bahwa saat ini gunung yang dikenal memiliki panorama yang indah itu sudah memasuki fase trumbolian. Lontaran material vulkanik berupa abu yang mengandung belerang dan silica, disertai dengan pijaran api.
“Kami menangkap bahwa gempa tremor makin meningkat, dengan dominan amplitudo yang membesar. Tapi untuk fase trumbolian Gunung Bromo ini, masih belum puncaknya. Kami perkirakan, fase trumbolian akan mencapai puncaknya 2 bulan lagi,” terangnya.
Kendati saat ini sudah memasuki fase trumbolian dengan mengeluarkan material disertai lava pijar. Namun, menurutnya status Gunung Bromno masih dalam level III (Siaga). Sedangkan jarak aman untuk menikmati keindahan panorama Gunung Bromo bagi wisatawan dan warga, masih tetap pada jarak 2,5 kilometer (km) di kawasan kaldera, yang meliputi lautan pasir, padang savana dan kawah.
Ia menambahkan, dengan jarak aman 2,5 km, warga dan wisatawan dapat menikmati keindahan panorama Gunung Bromo pada sejumlah lokasi. Di antaranya, Bukit Penanjakan, Bukit Cinta, Bukit Kingkong, dan bukit Teletubies di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Selain itu, juga bisa dilihat dari Bukit Seruni Poin di belakang Pos Pantau PVMBG Gunung Bromo, Cemoro Lawang, Kabupaten Probolinggo. “Untuk jarak 2,5 km masih sangat aman dan status tetap siaga. Sehingga aman bagi wisatawan,” imbuh Gede.
Hingga saat ini, gempa tremor amplitudo berkisar antara 4 mendatar 36 milimeter dan dominan amplitudo sebesar 12 milimeter. Gempa tremor dari dalam kawah Gunung Bromo tersebut juga disertai suara yang gemuruh dengan tekanan makin kuat.
Dari pengalaman erupsi Gunung Bromo yang terjadi pada 2004-2010 dan 2010-2011, fase strombolian Gunung Bromo akan mencapai puncaknya saat gempa tremor dengan amplitudo dominan mencapai 40 milimeter. (ajo/gus).