Pasuruan (Kabarpas.com) – Menjelang akan dimulainya Megaproyek Umbulan, debit air yang ada di sumber mata air Umbulan tersebut justru malah mengalami penyusutan hingga ribuan liter. Bahkan, dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan oleh Hidrolog dari Universitas Brawijaya dan Balai Besar Brantas wilayah Gembong-Pekalen diketahui bahwa saat ini debit air di Umbulan tersebut tinggal 3.200 liter/detik.
“Berdasarkan hasil penelitian serta analisa kami dan Balai Besar Brantas wilayah Gembong-Pekalen, debit air Umbulan tinggal 3.200 liter/detik,” ujar Gunawan Wibisono, Hidrolog dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, saat ditemui Kabarpas.com di sela-sela acara peringatan Hari Air Sedunia, yang berlangsung di sumber mata air Umbulan, Selasa (22/03/2016).
Menurut pria yang akrab disapa pak Gun ini mengatakan, perlu dilakukan gerakan terpadu untuk mengembalikan debit air Umbulan tersebut. Yakni, dengan melakukan konservasi di daearh tangkapan air, tepatnya di kawasan pegunungan Bromo.
“Untuk itu dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, agar bisa bersama-sama menjaga kelestarian sumber-sumber air. Sehingga semua elemen masyarakat harus terlibat,” tandasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) perwakilan Pasuruan bersama dengan sejumlah pemerhati air, menggelar refleksi Hari Air Sedunia di kawasan sumber mata air Umbulan. Selasa, (22/03/2016).
Sementara itu, untuk diketahui sumber mata air yang menghasilkan air ribuan liter per detik itu, rencananya akan dikelola Pemprov Jawa Timur, yang nantinya akan dialirkan ke lima daerah di Jatim. Diantaranya Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya.
Bahkan, dalam waktu dekat lagi megaproyek transmisi pipa mata air Umbulan tersebut akan segera dimulai. Itu setelah salah satu perusahaan dari Jakarta Medco Group berhasil menjadi pemenang tender, dalam proyek yang bernilai triliyunan tersebut. (ajo/gus).