Prigen (Kabarpas.com) – Kawasan Tretes yang terletak di lereng Pegunungan Arjuno-Welirang, selama ini dikenal sebagai daerah yang tidak pernah kekurangan air. Sesuai dengan namanya, Tretes memiliki makna terus menetes (mengalir) tak berkesudahan, meski tempat-tempat penampungan sudah dipenuhi air.
Sayangnya, bagi sejumlah warga Tretes di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Kondisi itu hanyalah sekedar masa lalu. Sebab apa yang terjadi saat ini jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya.
“Sekarang air di sini susah sekali keluarnya. Sebab untuk bisa mendapatkan air. Kami harus terpaksa bergiliran antri memanfaatkan air yang mengalir dari sumber,” ucap Junaedi, warga Kelurahan/Kecamatan Prigen kepada Kabarpas.com, Jumat (07/11/2014).
Ia mengatakan, bahwa kondisi itu terjadi semenjak sumber air di wilayah setempat yang semula besar kini terus mengecil. Bahkan sumber yang debitnya tidak seberapa, kini sudah mengering total.
Hingga saat ini, di Gunung Arjuno dan Welirang, terdapat sejumlah sumber mata air besar yang dimanfaatkan masyarakat di kawasan Wisata Tretes, diantaranya yaitu sumber Alap-alap, Gubisan, Kali Getih, Kokopan, Pondokan, Lembah Kidang, Gondang, Gumandar, Lawang dan lainnya. Dari sumber-sumber itulah, saat ini air yang memancar makin mengecil. Bahkan beberapa mata air seperti sumber Pondokan dan Lawang sekarang telah mati.
Sementara itu, ditemui di tempat terpisah. Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf mengatakan, kalau saat ini pemerintah akan mencari formula yang tepat untuk mengatur pendistribusian air dari mata air di kawasan Pegunungan Arjuno-Welirang. Bahkan Pemkab Pasuruan juga akan segera menetapkan Dewan Sumber Daya Air (DSDA) yang bertugas untuk mengawal kebijakan pemanfaatan sumber-sumber air.
“Harus dicari formula secepatnya. Selain itu, sumber air yang mengecil juga dipengaruhi rusaknya kawasan hutan di Kabupaten Pasuruan. Makanya, kami akan gerakkan seluruh masyarakat untuk mengatasi masalah itu, di antaranya dengan Gerakan Reboisasi Santri bersama Dewan Air,” pungkasnya. (ajo/uje).