Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Dunia Islam · 9 Mar 2016

Inilah Mitos dan Legenda Kuno tentang Gerhana Matahari dari Berbagai Negara


Inilah Mitos dan Legenda Kuno tentang Gerhana Matahari dari Berbagai Negara Perbesar

Jakarta (Kabarpas.com) – Hari ini terjadi Gerhana Matahari Total (GMT) di berbagai tempat. Nah, di balik terjadinya Gerhana Matahari Total tersebut. Ternyata di masyarakat sejak dahulu telah ada mitos maupun legenda terkait fenomena GMT. Namun, seiring perkembangan zaman dan berbagai informasi ilmiah sangat mudah diakses. Sehingga legenda-legenda dan berbagai efeknya pun kian terkikis.

Sekadar untuk nostalgia, berikut ini artikel mengenai Mitos dan Legenda Kuno tentang Gerhana Matahari dari Berbagai Negara seperti dilansir dari situs datdut.com :

1. Matahari Dimakan Batara Kala (Legenda Jawa)

Dikisahkan ulang oleh ES Wibowo (58), budayawan asal Magelang, bahwa mitos Batara Kala mencaplok matahari datang dari negeri kayangan Suralaya yang berada di puncak tertinggi pegunungan Menoreh, perbatasan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan Kulonprogo, DIY.

Konon di sana terdapat punthuk songo (Sembilan Gundukan) yang dihuni oleh sembilan Batara atau dewa. Suatu ketika, Batara Guru sebagai Pemimpin para dewa hendak memberikan air yang memiliki kesaktian luar biasa. Air itu disebut Tirta Kamandanu. Berkhasiat menyembuhkan penyakit, memberikan umur panjang serta menyejahterakan umat.

Saat seluruh dewa berkumpul untuk mendapatkan air itu, Batara Kala justru menyamar menjadi Batara Indra (Dewa Hujan) untuk menyusup dan memperoleh air. Ia berhasil mendapatkan air itu dan meminumnya namun pemyamarannya diketahui oleh Batara Surya (Dewa Matahari). Batara Surya lantas melaporkan hal itu kepada Batara Guru.

Karena kejadian itulah, Batara Kala dendam dan bersumpah akan membalas perbuatan Batara Surya. Balas dendam itu diwujudkan dengan mencaplok matahari pada saat-saat tertentu.

2. Setan Menelan Matahari (Legenda India)

Disebutkan dalam mitos Hindu bahwa dua setan yakni Rahu dan Ketu diyakini menelan matahari sehingga terjadilah gerhana. Saat gerhana wanita-wanita hamil harus tetap berada dalam rumah untk menghindari bayi mereka terlahir tak cacat.

Untuk menghindari efek negatif dari gerhana, umat Hindu di India melakukan doa-doa, puasa dan mandi ritual dianjurkan untuk dilakukan di sungai-sungai suci.

3. Matahari Dimakan Naga (Legenda Tiongkok)

Sosok naga memang selalu lekat dalam kepercayaan orang Tiongkok. Orang Tiongkok kuno mempercayai bahwa naga-lah yang memakan matahari sehingga terjadilah gerhana matahari.

Seperti halnya orang Jawa yang membikin kegaduhan untuk menggagalkan usaha sang naga memakan matahari, orang Tiongkok juga membuat kebisingan dengan petasan dan benda-benda lain.

4. Dewa Matahari Melawan Ular Laut (Legenda Mesir Kuno)

Dewa Ra adalah Dewa Matahari dalam mitologi Mesir kuno yang berkepala elang. Keseharian dewa satu ini memimpin rombongan dewa dalam sebuah perahu untuk melintasi langit.

Dalam mitos itu dikisahkan bahwa perjalanan Dewa Ra melintasi langit merupakan perjalanan yang sangat berbahaya. Ini karena adanya Apep, yaitu Dewa Ular Laut yang jahat. Dewa Ular Laut ini selalu berusaha menghentikan perjalanan Dewa Ra.

Saat terjadi gerhana Matahari, diyakini Apep telah berhasil menghentikan Dewa Ra, walaupun pada akhirnya, dewa Matahari berhasil meloloskan diri dan matahari kembali bersinar.

5. Anjing Pencuri Matahari (Legenda Korea)

Dalam legenda Korea disebutkan bahwa seorang raja dari dimensi alam yang tak memiliki cahaya ingin mengambil matahari dan bulan untuk menerangi alam mereka.

Raja itu mengirim seekor anjing raksasa bernama Bulgae. Anjing itu memburu matahari dan bulan. Saat Bulgae menggigit matahari terjadilah gerhana matahari. Saat Bulgae menggigit bulan terjadilah gerhana bulan.

Namun ternyata matahari terlalu panas dan bulan terlalu dingin. Raja dan Bulgae menyadari hal itu dan akhirnya kembali ke dunianya. (Sumber : datdut.com/penulis Nasrudin).

Artikel ini telah dibaca 51 kali

Baca Lainnya

Inilah Keutamaan Bulan Syawal Menurut KH Ishomuddin Ma’shum

12 Juni 2019 - 14:27

Alabama Gelar Solawat Masjid ke Masjid di Kabupaten Malang

25 November 2018 - 09:43

Berdakwah Melalui Desain

19 Mei 2018 - 09:30

Inginkan Capres Dari Kalangan Pesantren, Santri dan Mahasiswa Kabupaten Pasuruan Deklarasikan CIA

14 Februari 2018 - 21:02

Penceramah Tidak Kompeten Masuk TV? Gus Ali: Mereka Kuasai Jaringan

5 Desember 2017 - 23:17

Semanggi Fair, Semangat Generasi Islam Peduli Budaya dan Kreatif

20 November 2017 - 14:09

Trending di Dunia Islam