Probolinggo (Kabarpas.com) – Kesimpang siuran penyebab tragedi Mina pada 22 September lalu, sedikit demi sedikit mulai menemui titik terang. Menurut kesaksian korban selamat, insiden tragedi Mina terjadi setelah petugas keamanan otoritas Arab Saudi, tiba-tiba mengalihkan jalur menuju titik pelemparan jumrah, ke jalur lain yang lebih sempit. Sehingga aksi saling berdesakan antar sesama jamaah haji pun tidak terhindarkan.
Salah satu jamaah haji selamat asal Probolinggo, Hasan Aminuddin yang kala itu menunaikan ibadah haji melalui jalur ongkos naik haji (ONH) Plus menceritakan, petaka tragedi Mina terjadi setelah jamaah haji asal Indonesia dan kelompok jamaah dari negara lain dialihkan dari jalur sebenarnya oleh sekelompok aparat keamanan otoritas Arab Saudi, ke jalur lain yang lebih sempit dan panas.
Buntutnya, para jamaah pun saling berdesakan yang berakibat pada kemacetan pasca tiga kursi roda bermuatan barang melintasi lokasi. Selanjutnya para jamaah ini terlibat aksi saling mendahului, saling injak, dan masing-masing berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat punggung jamaah lainya.
“Kemacetan itu membuat jamaah kecapekan karena mereka usai melaksanakan wukuf. Bahkan, saat itu ribuan jamaah histeris dan bergelombang seperti ombak. Sedangkan jamaah yang selamat karena menginjak jamaah haji lainnya. Akibat berdesakan tersebut, membuat jamaah panik dan kehausan, sehingga banyak yang terjatuh,”cerita Hasan kepada Kabarpas.com saat ditemui di kediamannya di jalan Alun-alun Selatan Kota Probolinggo. Selasa (29/09/2015).
Anggota DPR RI Komisi 8 ini menambahkan, di tengah gelombang desakan antar jamaah tersebut. Otoritas keamanan Arab Saudi tetap tidak membuka jalur lain, sehingga korban kian berjatuhan. Bahkan, proses evakuasi korban baru dilakukan beberapa jam setelah kejadian.
“Kalau peristiwa crane itu murni bencana dari Allah, tapi kalau tragedi Mina ini, murni kelalaian manusia,” ujar pria yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Bupati Probolinggo tersebut.
Hasan, yang berangkat ke tanah suci Makkah bersama dengan isterinya yang saat ini menjabat sebagai Bupati Probolinggo, yakni Puput Tantriana Sari. Merasa sangat prihatin atas tragedi tersebut, karena saat itu dirinya melihat sendiri kondisi di Mina yang menjadi lautan manusia.
“Saya dan istri selaku jamaah haji Indonesia, turut berbela sungkawa atas tragedi crain, badai, dan Mina. Semoga para korban masuk surga,” pungkas pria yang juga politisi dari partai Nasional Demokrat (Nasdem) tersebut. (har/abu).