Reporter : Fathirah Nadia Makkah
Editor : Agus Harianto
Panggungrejo, Kabarpas.com – Beragam cara dilakukan untuk memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW atau yang disebut dengan Maulid. Salah satunya seperti dilakukan oleh Yayasan Raudhatul Mustariyah (RUMUS), yang menggelar acara maulid tersebut dengan cara berbagi sejumlah peralatan rumah tangga kepada wali murid, santri, dan siswa.
Menariknya, peralatan rumah tangga itu digantung secara berjejer di atas tenda dengan menggunakan tali rafia. Sejumlah peralatan rumah tangga yang digantung tersebut, diantaranya yaitu mulai gayung, saringan teh, cangkir plastik, ember, tempat sampah hingga makanan ringan.
Sebagaimana layaknya Maulid Nabi, acara utamanya adalah pembacaan salawat. Rangkaian puji-pujian yang terangkum dalam kitab Maulidud Dhiba’itu terbagi menjadi tiga fase, yakni duduk, berdiri, dan duduk lagi.
Nah, pada waktu pembacaan salawat memasuki fase berdiri (mahallul qiyam) itulah, para santri dan siswa yang berbaur dengan orang tua mereka langsung berebut untuk mencabut salah satu barang yang mereka kehendaki.
Menurut salah satu keluarga besar Yayasan Raudhatul Mustariyah, Neng Ummu Salamah, acara Maulid Nabi ini dirancang sedemikian ceria, sebagai bentuk untuk menunjukkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
”Ini merupakan bagian dari ekspresi kegembiraan kami dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dan beliaulah yang nantinya akan memberikan syafaat kepada umat seluruh alam. Sehingga seyogyanyalah peringatan maulid nabi ini digelar dengan penuh kegembiraan,” katanya kepada Kabarpas.com.
Selain pembagian perangkat rumah tangga, dalam acara maulid nabi yang dilaksanakan di dalam komplek Yayasan Rumus tersebut, juga diisi dengan ceramah agama dari Neng Ummu Salamah.
Dalam kesempatan itu, wanita yang juga menjabat sebagai kepala TK (RUMUS) tersebut menyampaikan tentang keteladanan dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu.
“Dengan sering kita mengikuti acara maulid, setidaknya ada ibroh atau pelajaran yang dapat dipetik. Di antaranya wahyu yang pertama kali turun itu adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi Iqra yang artinya bacalah. Padahal, nabi sendiri ummi (tidak bisa membaca.red). Namun, dengan kesungguhan nabi belajar dan ketelatenan Malaikat Jibril membimbing. Sehingga beliau akhirnya bisa menerima wahyu Alquran,” terangnya,”pungkasnya. (tir/gus).