Reporter : Ajo
Editor : Agus Hariyanto
Pasuruan, Kabarpas.com – Tahun politik merupakan momen yang cukup rawan dijadikan kesempatan untuk memecah belah bangsa. Maka di tahun politik seperti saat ini, momentum kebersamaan, persatuan dan kerukunan harus terus dijaga.
Untuk itu dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, Pengurus Pusat Ikatan Alumni Syam Indonesia bekerjasama dengan Mabes Polri menggelar acara doa bersama dan Sarasehan Kebangsaan bertajuk “Menjaga Persatuan Dalam Kebhinekaan Menuju Pilpres 2019 Aman dan Damai”.
Acara ini digelar di Aula Pondok Pesantren Bayt al-Hikmah, Jl. Patiunus 25 Krampyangan, Bugul Kidul, Kota Pasuruan, pada Sabtu (6/42019) pagi.
Sejumlah tokoh dan ulama, serta Ketua Umum Ikatan Alumni Syam Indonesia, KH. Ahmad Fathir Hambali hadir dalam acara ini. Selain itu, juga dihadiri oleh gus-gus, alumni pesantren, perwakilan Ormas Islam dan kalangan pemuda.
KH. Muhammad Nailur Rohman selaku Ketua Panita acara mengugkapkan, digelarnya kegiatan ini ialah untuk menyatukan pemikiran bersama tentang pemahaman kebangsaan.
“Selain itu juga untuk memperkokoh konsep Islam rahmatan lil alamin. Serta Mendoakan Indonesia agar senantiasa bersatu, rukun, dan kondusif,” ujar kiai muda asal Kota Pasuruan tersebut.
Menurutnya, sebuah fakta yang selalu menarik untuk direnungkan adalah bahwasannya proses penyebaran Islam di Nusantara (kemudian disebut Indonesia) berjalan damai dan sukarela. Padahal Nusantara secara geografis sangatlah jauh dari sumber ajaran Islam.
“Tapi berkat adanya para da’i yang mampu membawa ajaran Islam dengan cara-cara yang menyentuh dan penuh dengan kebijaksanaan, maka Islam pun diterima tanpa paksaan, tanpa perlawanan dan tanpa pertumpahan darah, bahkan jumlah pemeluk Islam di Indonesia menjadi yang terbesar di seluruh dunia,” terangnya.
Ditambahkan, fakta lain yang menjadi karya besar bangsa Indonesia adalah kerukunan, persatuan dan kesatuan ditengah keberagaman. Bhinneka Tunggal Ika bukan sekedar semboyan, tapi sebuah masterpiece putra bangsa yang begitu mahal nilainya.
“Indonesia dengan puluhan ribu pulau, ratusan suku, ratusan bahasa, beragam agama, ribuan adat istiadat dan kearifan lokal, semuanya hidup teratur dan saling menghormati. Tentu hal ini tidaklah mudah diwujudkan tanpa adanya kesepahaman dan kesepakatan antar kelompok,” tutupnya. (ajo/gus).