Oleh : Abdul Rozaq, Seniman Muda Asal Buaran
(Kabarpas.com) – BANYAK pemilik warung kopi yang memanjakan pelangganya dengan fasilitas televisi. Ini adalah salah satu trik bisnis mereka supaya pelanggannya betah nongkrong di warung miliknya tersebut. Bahkan, ketika datang musim pertandingan bola, warung-warung tersebut dipenuhi banyak yang nonton bola sambil pesan mie rebus dobel porsi, dan ngopi sampai tiga gelas. Tak ketinggalan puluhan batang rokok pun bisa mereka habiskan dalam waktu semalam.
Namun, kondisi itu tidak berlaku bagi Ciprut. Menurutnya keberadaan TV di warung kopi bisa mengurangi khidmatnya ”itikaf” karena bisa bikin bising!. Lagi pula ia risih terus dicekoki hal-hal kurang mencerdaskan akal. Betapa tidak? Ciprut sudah bosan dengan tayangan-tayangan yang banyak memberitakan aib orang, seperti misalnya kasak kusuk kawin-cerai para seleberitis.
Menurut Ciprut, sepertinya kita tak perlu repot-repot bikin film, video klip musik, sinetron atau apa pun yang bisa ditayangkan di hadapan publik. Sebab ijtihad kita di bidang itu sering melenceng dari semangat amar ma’ruf nahi munkar.
Satu lagi alasan kenapa Ciprut kurang sreg dengan kehadiran televisi di warung kopi : mereka sering menayangkan acara konser musik!. Lalu bagaimana sih selera musik kita?. Sebenarnya tidak semua orang berselera musik pas-pasan. Tapi, entah kenapa masih ada saja yang merekam lagu dengan aransemen asal bunyi, lirik ngeres dan video klipnya nampak seperti video amatir.
Perlu kita catat brow, orang Amerika hanya butuh waktu 2-3 jam untuk menonton televisi sehari semalam. Makanya mereka punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal bermanfaat. Dan, mereka lebih maju dari kita. (***/sym).