Probolinggo, kabarpas.com – Ada yang menarik saat tradisi Ater Hajian atau mengantar keberangkatan calon haji yang digelar warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Kamis (15/06/2023). Selain ratusan warga naik iringan perahu hiasi, mereka (pengantar calon haji ) juga memakai perhiasan seperti kalung, gelang, liontin dari emas yang menghiasi tubuhnya.
Bahkan, tak tanggung-tanggung total berat perhiasan emas yang dipakai tersebut bisa mencapai belasan hingga puluhan gram. Dan berat perhiasan emas tergantung tingkat kemapanan masyarakat setempat.
Kepala Desa Gili Ketapang, Munir menyebut memakai emas memang kebiasaan warga Gili di setiap ada acara, seperti hajatan pesta perkawinan, perayaan dan Ater Hajian.
“Warga Gili Ketapang lebih suka menabung emas, karena bila dibutuhkan bisa dijual sewaktu-waktu” ujar Munir kepada Kabarpas.com.
Selain itu, tambah Munir memakai perhiasan emas, merupakan prestise tersendiri bagi masyarakatnya, dengan semakin banyak perhiasan yang dipakai maka semakin modis.
“Tidak hanya orang tua saja, remaja hingga anak-anak wanita di sini juga gemar memakai perhiasan emas,” terangnya.
Tambahan informasi, Calon Haji dari Pulau Gili Ketapang yang berangkat ke Tanah Suci Makkah pada tahun ini berjumlah sebanyak 48 CJH. 48 CJH tersebut berangkat ke tanah suci dari Pulai Gili Ketapang diarak belasan perahu hias menuju Pelabuhan Tanjung Tembaga.
Sebelum berangkat ke Asrama Haji Sukolilo, para CJH kumpul terlebih dahulu di Tongas, lalu kemudian berangkat bersama dengan para CJH se-Kabupaten Probolinggo di Miniatur Kabah dengan diantar ratusan warga. (wil/ian).