Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

Sosial & Budaya · 11 Okt 2014 00:00 WIB ·

Hari Kedua KRTI di Pasuruan, Pesawat dari Tim ITB Jatuh


Hari Kedua KRTI di Pasuruan, Pesawat dari Tim ITB Jatuh Perbesar

Bangil (Kabarpas.com) – Sebanyak 34 pesawat jenis fixed wings dan rotary wings terbang di atas landasan udara aeoromodeling, tepatnya di Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) Raci, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (11/10/2014).

Pantauan Kabarpas.com, kala itu robot-robot yang dapat terbang secara otomatis tersebut, sedang mengikuti hari kedua lomba Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2014 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, bekerjasama dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).

Sekilas, memang tidak ada yang istimewa dari pesawat-pesawat yang terbang pada siang itu. Akan tetapi, pesawat dengan berbagai model dan ukuran tersebut, merupakan robot terbang rakitan para peserta yang notabenya berasal dari kalangan mahasiswa dan pelajar di Indonesia.

Selain memiliki kemampuan terbang menuju titik koordinat tertentu secara otomatis, robot-robot berbentuk pesawat itu mampu menemukan suatu titik atau lokasi tertentu, dan menggambil gambar video secara live.

Tak hanya itu saja, robot-robot cangih ini juga memiliki kemampuan membawa play load berupa pasir yang ditempatkan dalam kotak susu, dan menjatuhkannya ke titik koordinat tertentu.

Namun, tidak semua robot dapat menyelesaikan misi yang ditentukan oleh panitia lomba. Sebagian robot-robot peserta mengalami trouble, sehingga terjatuh setelah sempat terbang ke udara.

Salah satunya yaitu robot jenis pesawat milik tim Valkyrie dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang jatuh, dan tidak mampu menyelesaikan misi karena hilang kendali.

“Pesawat kami jatuh karena ada gangguan pada sistem autonomous. Begitu switch control ganti, langsung hilang kendali,” keluh ketua tim Beryl Wicaksono saat ditemui usai lomba.

Robot pesawat seharga Rp 10 juta ini, terjatuh dari ketinggian permukaan sekitar 100 meter. Akibatnya, body pesawat yang sebagian besar terbuat dari kayu balsah itu seluruhnya hancur berkeping-keping. (ajo/sym).

 

Artikel ini telah dibaca 18 kali

Baca Lainnya

Cerdas Berdemo, Mahasiswa Harus Tingkatkan Reponsif Membaca dan Diskusi

27 September 2019 - 09:42 WIB

Resepsi HUT ke-41, FKPPI Probolinggo Bagikan Ratusan Sembako

12 September 2019 - 23:51 WIB

Opini : Impor Guru Sebagai Bentuk Penjajahan Baru?

15 Mei 2019 - 12:30 WIB

Empat SMP di Kabupaten Probolinggo Dinilai Tim Verifikasi Adiwiyata Jatim

27 April 2019 - 19:00 WIB

Pameran Expo Pembangunan Tampilkan Produk Unggulan UKM

27 April 2019 - 18:20 WIB

Ungkapan Rasa Syukur, Pemkab Probolinggo Tasyakuran dengan Potong Tumpeng

18 April 2019 - 17:22 WIB

Trending di Kabar Probolinggo