Jember, Kabarpas.com – Program percepatan perbaikan jalan di Kabupaten Jember terus berjalan masif. Melalui Unit Reaksi Cepat (URC) Dinas PU Bina Marga dan SDA, Pemkab Jember mencatat sudah hampir 100 ribu meter persegi jalan berlubang yang berhasil ditangani sejak April 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda besar Pemkab untuk memastikan seluruh ruas jalan yang rusak di Jember terselesaikan dalam lima tahun mendatang.
Pj Sekda Jember, Jupriono menyampaikan bahwa URC bergerak setiap hari menutup titik-titik kerusakan yang tersebar di berbagai kecamatan. Dalam agenda Pro Guse Update di Aula Dinas Pendidikan minggu lalu, ia memaparkan bahwa penambalan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan 253 paket peningkatan jalan dan infrastruktur irigasi yang telah disiapkan sejak awal tahun. Menurutnya, dua jalur pekerjaan ini, tambal sulam dan pembangunan konstruksi, dijalankan secara paralel agar percepatan dapat dicapai secara merata.
Jupriono menekankan bahwa pengerjaan ini merupakan amanah dalam RPJMD yang sudah disusun pemerintah daerah. Karena itu, seluruh perangkat daerah diinstruksikan menjaga ritme kerja agar agenda lima tahunan tersebut dapat tercapai tanpa tunda. Ia juga mengingatkan bahwa kesiapan masyarakat dalam melaporkan kerusakan tetap menjadi faktor penting dalam menentukan lokasi prioritas.
Untuk itu, Pemkab membuka kanal aduan resmi Wadul Guse (081131111108) sebagai jalur komunikasi langsung dari warga kepada pemerintah. Kanal ini tidak hanya digunakan untuk laporan jalan rusak, tetapi juga menjadi media penyampaian keluhan tentang layanan kesehatan, administrasi kependudukan, hingga infrastruktur desa. Jupriono meminta masyarakat memanfaatkan kanal tersebut secara aktif demi memastikan data lapangan yang diterima Pemkab akurat.
Instruksi serupa juga disampaikan Bupati Jember Muhammad Fawait dalam sejumlah kunjungan lapangan melalui program Guse Menyapa dan Bunga Desaku. Dalam agenda tersebut, bupati menghadirkan pemerintah desa, RT-RW, kepala desa, tokoh masyarakat, dan warga untuk melakukan verifikasi langsung kondisi masing-masing wilayah. Langkah ini dilakukan untuk memastikan setiap laporan kerusakan benar-benar terpetakan sebelum dimasukkan ke daftar pengerjaan berjenjang.
Saat Bunga Desaku di Kecamatan Panti, Fawait sengaja diarahkan melewati beberapa titik jalan yang rusak. Hal itu, menurutnya, menjadi bentuk pengawalan masyarakat agar pemerintah tidak melewatkan titik-titik rawan yang belum masuk prioritas. Ia meminta camat dan kepala desa memastikan seluruh kerusakan tercatat dengan baik, terutama di wilayah-wilayah strategis dengan intensitas mobilitas warga yang tinggi.
Bupati kembali menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan seluruh persoalan jalan dalam masa jabatannya. Ia menyampaikan bahwa pemetaan dan pendataan detil adalah elemen paling krusial agar target itu tidak hanya menjadi janji, tetapi dapat diwujudkan melalui perencanaan yang terukur.
Komitmen tersebut kembali ia sampaikan kepada warga di Sukowono, ketika program Gus’e Menyapa. Fawait meminta masyarakat untuk tidak ragu melaporkan setiap temuan, termasuk kerusakan jalan maupun ruas jalan gelap yang belum memiliki penerangan.
Ia menegaskan bahwa pelaporan jelas dan berulang akan mempercepat tindakan di lapangan karena Pemkab dapat langsung melakukan koordinasi dengan dinas teknis.
Dengan kerja lapangan URC, pengerjaan ratusan paket proyek jalan, serta pelibatan aktif masyarakat dalam pelaporan, Pemkab Jember optimis dapat mencapai target besar perbaikan total dalam lima tahun. (dan/ian).



















