Jember, Kabarpas.com – Dukungan moral dan doa untuk Bupati Jember Muhammad Fawait terus mengalir dari para guru ngaji yang menerima insentif honorarium dari pemerintah daerah. Program ini dipandang sebagai bukti nyata perhatian pemerintah terhadap peran vital guru ngaji dalam membentuk generasi Qur’ani berakhlak mulia di tingkat desa.
Pemkab Jember melalui program kesejahteraan keagamaan kembali menyalurkan honorarium guru ngaji tahap kedua, yang kali ini dimulai dari Kecamatan Panti. Sebanyak tujuh desa di kecamatan ini menjadi lokasi awal distribusi, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 644 orang.
Rinciannya, Desa Glagahwero menerima 42 penerima, Kemiri 84 penerima, Kemuningsari Lor 111 penerima, Pakis 60 penerima, Panti 83 penerima, Serut 154 penerima, dan Suci 110 penerima. Seluruh penerima menerima insentif langsung di kantor desa masing-masing tanpa harus datang dan mengantri ke Bank Jatim sebagaimana mekanisme tahun sebelumnya.
Salah satu apresiasi datang dari Muhammad Mustofa Latif, guru ngaji asal Desa Glagahwero, Kecamatan Panti. Ia mengungkapkan rasa terima kasih sekaligus mendoakan Bupati Fawait agar senantiasa diberi kekuatan memimpin Jember.
“Sebelumnya kami ucapkan terima kasih yang banyak dan mendoakan Gus Fawait atas disalurkannya honor guru ngaji serta perhatiannya kepada guru ngaji,” ucap Latif.
Meski demikian, Latif juga berharap program insentif ini dapat menjangkau lebih banyak guru ngaji. Menurutnya, masih ada rekan-rekan pengajar yang benar-benar mengabdikan diri mengajar Al-Qur’an namun belum terdata sebagai penerima manfaat.
“Karena memang ada beberapa guru ngaji yang memang belum mendapatkan. Padahal, mereka ini benar-benar guru ngaji,” ungkapnya.
Latif menilai penyaluran honor guru ngaji tahun ini lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dulu penerima harus antre di Bank Jatim, kini cukup mendatangi kantor desa.
“Alhamdulillah lebih cepat daripada yang tahun kemarin,” ujarnya.
Kemudahan ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Jember memperluas akses sekaligus mengurangi hambatan birokrasi, sehingga insentif bisa diterima dengan praktis, transparan, dan tepat waktu.
Bupati Fawait sendiri menegaskan bahwa program honor guru ngaji adalah salah satu bagian dari komitmennya untuk menghadirkan Jember Baru yang maju. Ia meminta doa agar kepemimpinannya lima tahun ke depan mampu membawa kesejahteraan lebih luas bagi masyarakat.
“Kami betul-betul bisa membawa Jember ini menjadi Jember Baru yang maju, yang mana masyarakatnya sejahtera dan kemiskinannya turun,” tutur Fawait.
Sejak awal kepemimpinannya, Bupati Fawait menempatkan guru ngaji sebagai salah satu fokus perhatian Pemkab Jember. Beberapa capaian yang tercatat antara lain:
Peningkatan jumlah penerima: ribuan guru ngaji di berbagai kecamatan sudah menerima honorarium secara bertahap.
Perbaikan sistem distribusi: dari semula harus mencairkan ke bank, kini diarahkan langsung melalui kantor desa, bahkan sebagian difasilitasi dengan pembukaan rekening baru. Pendataan yang lebih terstruktur: Pemkab secara bertahap memperbarui database guru ngaji agar penyaluran lebih merata.
Program ini diakui memberi dampak positif, baik secara material maupun moral. Bagi para guru ngaji, insentif yang diterima menjadi bentuk penghargaan pemerintah atas dedikasi mereka mengajar Al-Qur’an meski tanpa pamrih.
Meski diapresiasi, masih ada catatan agar cakupan penerima semakin diperluas, sehingga tidak ada guru ngaji yang terlewatkan. Transparansi data, kesinambungan anggaran, serta peningkatan jumlah insentif juga menjadi harapan yang kerap disuarakan para penerima.
Langkah Pemkab Jember di era Bupati Fawait menegaskan bahwa guru ngaji bukan hanya pengajar agama, melainkan juga pilar pendidikan moral masyarakat desa. Dukungan doa dari mereka menjadi modal sosial penting bagi terwujudnya Jember Baru yang lebih sejahtera. (dan/ian).