Pasuruan (Kabarpas.com) – Beredarnya isu terkait rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan meminta maaf, atas nama negara kepada pihak keluarga eks anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Menuai pro-kontra di sejumlah kalangan, salah satunya yaitu dari kalangan kepemudaan NU. Yakni, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pasuruan Raya, yang dengan tegas menolak rencana tersebut.
“Negara tak perlu meminta maaf kepada pihak keluarga Eks PKI, atas terjadinya peristiwa G-30S/PKI. Karena kami dari GP Ansor Pasuruan Raya dengan tegas, menolak pemerintah melakukan permintaan maaf kepada mereka atas terjadinya peristiwa itu,” kata Farid Syauqi, Ketua GP Ansor Kabupaten Pasuruan kepada Kabarpas.com. Kamis, (01/10/2015).
Menurutnya, saling memaafkan memang adalah sesuatu yang baik. Namun, jika permintaan maaf tersebut untuk menyalahkan peristiwa G-30S/PKI yang sudah terjadi. Tentunya akan berubah menjadi tidak baik.
“Peristiwa ini sudah lama terjadi, dan tidak perlu untuk dicari benar atau salahnya. Apalagi upaya saling memaafkan di antara masyarakat, sudah terjadi secara alamiah dan membudaya, “ ujar pria yang diberi amanah menjadi juru bicara (Jubir) mewakili GP Ansor Pasuruan Raya tersebut.
Selain itu, pihak dari GP Ansor Pasuruan Raya (meliputi PC GP Ansor Kabupaten dan Kota Pasuruan, serta PC GP Ansor Bangil.red) ini, juga menolak terhadap pencabutan Tap MPRS nomor 25 tahun 1966, tentang pelarangan paham PKI dan Marxisme tumbuh di Indonesia.
“Kami GP Ansor Pasuruan Raya secara tegas menolak adanya paham-paham ideologi, yang menganggu dan berusaha menghapus ideologi pancasila, dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” pungkasnya. (abu).