Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

KABAR NUSANTARA · 26 Okt 2025

Fathur Rozi, Pemuda Panti Jember yang Konsisten Berkarya di Dunia Film Sejak Remaja


Fathur Rozi, Pemuda Panti Jember yang Konsisten Berkarya di Dunia Film Sejak Remaja Perbesar

Jember, Kabarpas.com – Berawal dari rasa ingin tahu dan semangat belajar, M. Fathur Rozi, pemuda asal Desa Glagahwero, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember kini menjadi salah satu sosok inspiratif di bidang sinematografi. Sejak usia 20 tahun, ia sudah mantap menapaki jalan sebagai pembuat film, meski dengan peralatan sederhana dan pengetahuan yang terbatas.

“Tahun 2015 itu kami benar-benar bingung mau mulai dari mana. Ingin belajar film, tapi waktu itu di Jember belum ada wadah sinematografi yang jelas. Jadi kami belajar otodidak, pakai alat seadanya. Tapi bagi kami saat itu, hasilnya sudah luar biasa keren,” kenang Fathur sambil tersenyum.

— Dari Jember ke Bandung: Awal Kiprah Nasional

Setahun berselang, pada 2016, langkah Fathur menembus tingkat nasional saat ia berkesempatan mengikuti kompetisi film di Bandung. Dari sanalah perjalanan prestasinya dimulai. Ia kemudian mendapat penghargaan dari Bupati Jember atas karyanya yang dinilai kreatif dan inspiratif.

Tak berhenti di situ, tahun 2018 menjadi tonggak penting dalam karier sinematografinya. Fathur meraih penghargaan video kreatif serta dinobatkan sebagai Editor Film Terbaik se-Tapal Kuda dalam festival film yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Menempuh pendidikan di Universitas Ibrahimy Situbondo, Fathur tidak hanya aktif di dunia perfilman, tetapi juga mulai terjun ke ekonomi kreatif. Tahun 2021, ia menggabungkan dua dunia tersebut melalui inovasi di bidang pangan dan hasilnya, ia berhasil meraih Penghargaan Pemuda Pelopor Kabupaten Jember bidang Pangan.

Pada tahun yang sama, rumah produksinya “Quarter Film Jember” terpilih sebagai finalis Apresiasi Kreasi Indonesia 2021 yang digelar Kemenparekraf, serta mengikuti bootcamp dan pameran tingkat nasional.

“Film itu bukan cuma tontonan, tapi bisa jadi tuntunan. Karena itu, saya ingin karya-karya saya punya nilai edukasi,” ujar Fathur.

— Konsisten Berkarya Tanpa Orientasi Materi

Meski sempat ingin rehat pada 2022, semangat Fathur tak pernah benar-benar padam. Ia tetap membuat film pendek edukatif, yang rutin diunggah ke kanal YouTube miliknya setiap dua minggu sekali. Dari yang awalnya hanya beranggotakan lima orang, kini Quarter Film Jember telah berkembang menjadi komunitas kreatif dengan 32 anggota muda yang aktif berkarya.

Tahun 2024, Fathur kembali dipercaya menjadi Pemuda Utama Provinsi Jawa Timur bidang Pengembangan Kecakapan. Namun, ia mengaku bahwa semua penghargaan itu hanyalah bonus dari konsistensi dan kerja keras.

“Saya tidak pernah berpikir harus juara atau dapat uang dari film. Kalau berorientasi pada materi, saya mungkin sudah berhenti sejak lama. Tapi karena saya mencintai karya, justru itu yang membuat saya bertahan selama satu dekade,” ungkapnya.

Kini, setelah hampir sepuluh tahun menekuni dunia film, Fathur tengah menyiapkan langkah besar berikutnya. Ia menargetkan bahwa dalam satu hingga dua tahun ke depan, film garapannya bisa tayang di bioskop nasional.

Jika sebelumnya ia banyak membuat film ber-genre drama komedi, kali ini Fathur berencana menggarap film bergenre fantasi dengan sentuhan lokalitas khas Jember.

“Saya ingin karya anak daerah bisa bersaing dan ditonton di layar lebar. Yang penting tetap punya ciri khas, karena kalau karyanya kuat dan jujur, rezeki akan mengikuti,” tuturnya mantap.

Hingga kini, Fathur telah mengantongi belasan piagam dan sertifikat penghargaan dari berbagai lembaga, termasuk Sertifikat Kompetensi Multimedia dari BNSP, Sertifikat Festival Video Edukasi 2021, serta Piagam Juara 1 Pemuda Pelopor Kabupaten Jember bidang Pangan 2021.

Ketekunan dan dedikasi Fathur menjadi bukti bahwa kreativitas anak muda dari pelosok desa pun mampu menembus panggung nasional. Di tengah keterbatasan, ia membuktikan bahwa yang paling penting bukan seberapa canggih alat yang dimiliki, melainkan seberapa kuat kemauan untuk berkarya dan memberi makna. (dan/ian).

Artikel ini telah dibaca 22 kali

Baca Lainnya

Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Mas Adi Gaungkan Semangat Kebangsaan dan Optimisme Generasi Muda

28 Oktober 2025 - 23:54

Intel Siap Genjot Pasar PC Berbasis AI, Targetkan 290 Juta Unit Tahun Depan

28 Oktober 2025 - 23:23

Rutinitas Pagi yang Akan Membuat Finansialmu Lebih Teratur

28 Oktober 2025 - 22:52

Harus Menolong Keluarga Tapi Dana Belum Siap? Simak Cara Menyikapinya

28 Oktober 2025 - 22:40

Rute Laut Merah Kacau: Kapan Beralih ke Air Freight untuk Ekspor?

28 Oktober 2025 - 22:20

KAI dan Kejati Sumut Teken Kerja Sama Penanganan Masalah Hukum Perdata

28 Oktober 2025 - 22:07

Trending di KABAR NUSANTARA