Doa dan Air Mata

Oleh: Bunda Azki

KABARPAS.COM – MENTARI pagi ini cerah namun tidak secerah biasanya.Pengumuman terdengar memecahkan telinga “Assalamualaikum warohmatullohi wa barokatuh.Innalillahi wa inna ilaihi roji’un telah meninggal dunia Bapak Hamid pada pukul 05.30 di rumah duka.Jenazah akan dikebumikan pagi hari ini juga.Wassalamualaikum warohmatullohi wa barokatuh.”
Ahmad adalah sulung dari 3 bersaudara yang terpaksa harus mengorbankan masa kecilnya demi kedua adiknya yang yatim. Ahmad saat itu masih umur 10 tahun ,sedangkan kedua adiknya Hasan dan Husein umur 9 tahun dan 7 tahun.Mereka tinggal di Kota Batu yang letaknya tak jauh dari lereng Gunung Panderman.Mereka hidup bersama ayahnya yang hanya seorang penjahit.Sedangkan ibunya entah kemana mereka juga tidak mengetahui kabar serta keberadaannya.
Kejutan yang tak pernah siap dijalani Ahmad dan kedua adiknya.Usia yang belum matang harus dihadapkan dengan kehilangan orang yang mereka sayangi.Riuh ramai serta hujan air mata membasahi kediaman Bapak Hamid.Sanak saudara berdatangan memberikan penghormatan untuk terakhir kalinya.
Pojok ruang tamu serasa sepi ketika nampak 3 penerus doa diam membisu menatap wajah ayah tercinta dalam balutan kain putih.Para pelayat membludak memenuhi kediaman Pak Hamid.Tangisan semakin meledak ketika memandang ketiga putra yatim tanpa dampingan ibu mereka.Pak Hamid terkenal sebagai sosok yang santun dan suka menolong.Sehingga tak jarang dari para pelayat merasa kehilangan beliau.
”Sungguh pilu dan malang sekali nasib mereka” gumam para pelayat.”
“Sabar ya anak anak ganteng,semoga setelah ini ada yang merawat kalian dengan baik.” suara parau pelayat lainnya.
∞∞∞
7 hari terlewati dengan duka setelah berpulangnya Bapak Hamid.Ketiga putranya terpaksa di bawa oleh paman meninggalkan tanah kelahiran tercinta menuju Kota Malang untuk di titipkan di Panti Asuhan guna mendapatkan kehidupan yang layak.
“Maaf anak anak harus kami bawa ke Malang dan akan kami titipkan ke Panti Asuhan.Karena kita tau dia sudah tidak mempunyai ayah,sedangkan kakak saya (ibu dari ketiga putra Pak Hamid) tidak tau kabar nya.Informasi terakhir beliau sedang bekerja di Jakarta.”ucap Pak Qodir menjelaskan kepada saudara -saudara Pak Hamid yang berniat memboyong ketiga yatim tersebut.
“Nggih pak ,kami rasa di sini kami juga belum mampu merawat ketiga keponakan ini dengan baik.Kalau begitu apa kata njenengan mawon.Kita disini hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka.” Ucap bibi dengan berat hati melepas ketiga keponakannya.
∞∞∞
Kehidupan di panti asuhan hampir mirip dengan kehidupan pesantren.Mengaji,belajar ,hidup mandiri serta kedisiplinan yang melekat.Awalnya hanya Ahmad yang masuk di Panti Asuhan,namun selang beberapa bulan kedua adiknya juga di masukkan ke Panti Asuhan.Waktu bergulir melewati masa.Kehidupan baru mereka tapaki dengan berjuta rasa.Tak jarang Ahmad yang harus selalu siap menghibur kedua adiknya.
”Wes to dik ojo nangis terus,mas akan njaga kalian.Kita sudah gak punya ayah,ibu kita juga nggak tau sekarang ada dimana.Saudara saudara ayah juga gak ada yang njenguk kita.Saudara dari ibu yo kadang kadang nengokin kita.Untungnya emak (embah putri dari Ibu) masih sering nengokin kita.Tapi gak apa apa le kita bisa kok melewati semua.Lagian pengurus Panti juga baik dan sayang kan ke kita.”ucap Ahmad menghibur kedua adiknya.
Seperti lilin yang mampu menerangi,namun diri terus habis di makan masa.Ahmad mencoba tegar di depan kedua adiknya namun dia sendiri tersiksa batinnya.Itulah yang sering dialami Ahmad untuk menutup semua luka dan derita.Bahkan Ahmad sempat frustasi dan mencoba bunuh diri di kamar mandi.Menggores perutnya dengan sebilah pisau untuk mengakhiri kehidupan yang dirasa derita.Namun percobaan gagal karena Ahmad masih ingat tumpukan dosa .
∞∞∞
Tak terasa Ahmad sekarang sudah beranjak remaja yang katanya masa masa paling indah saat SMA.Tapi tidak dengan Ahmad yang pada akhirnya memutuskan mengubur masa indah SMA.Dia tidak lagi tinggal bersama kedua adiknya di Panti Asuhan demi memenuhi kewajiban sebagai tulang punggung keluarga.
”Kulo pamit nggih paman,kulo tak nyambi nyambut dhamel supados saget maringi uang jajan ke adik-adik.Kulo injing sekolah,sore nyambut dhamel.Maturnuwun sampun ngramut kulo kalian adik.”pamit Ahmad ke Paman yang dulu membawanya ke Panti saat itu.
”Yo wes sakarepmu le,awakmu saiki wes gede wes iso duwe pemikiran lan pendapat.Mugo-mugo dilindungi Allah.”paman pun mengijinkan.
Tak lupa mereka juga berpamitan ke Pengurus Panti Asuhan sembari menitipkan kedua adiknya yang masih berada di Panti.
∞∞∞
Ahmad harus rela tinggal di rumah emak dg kehidupan sederhana.Namun Ahmad jarang pulang karena pagi dia harus sekolah,Pulang dari sekolah harus bekerja hingga larut malam.Dia juga merasa sungkan kalau hanya harus hidup numpang di rumah orang lain.Semua pekerjaan dia lakoni mulai dari kuli batu,kernet angkot,bahkan tak jarang jualan nasi bungkus di Stadion Gajayana saat Tim Sepakbola Arema main.Semua hasil kerjanya di kumpulkan dan tak lupa digunakan untuk menyokong biaya pendidikannya dan kedua adiknya di Panti.
“Dik sekarang mas sudah kerja,jadi kalian sudah tidak perlu sungkan kalau pingin sesuatu bilang ke mas ya.Setiap sabtu mas akan nengokin kalian dan akan kasih kalian uang jajan serta kebutuhan kalian”ucap Ahmad kepada Hasan dan Husein.
“Iya mas,samean ati ati yo mas.” Ucap Hasan dan Husein dengan kompak.
Ahmad merasa harus kerja lebih keras lagi demi mencukupi kebutuhan kedua adiknya.Hasan yang akan lulus SMP dan Husein yang akan lulus SD.
”Pasti banyak sekali kebutuhan untuk adik adik ku ,aku harus kuat dan semangat demi mereka.” Gumam Ahmad menyemangati diri sendiri.
Saking sibuknya dengan kerja serabutan yang ia lakoni,Ahmad sampai melupakan kewajibannya yaitu sekolah.Dia terpaksa harus drop out dari sekolah karena sudah tidak bisa membagi waktu antara sekolah dan kerja.Ahmad memberanikan diri mengadu nasib merantau ke Pulau Dewata.Ahmad bekerja di home industri lampu hias dari limbah pecahan kaca.Tapi Ahmad merasa tidak nyaman karena berjauhan dari kedua adiknya.Akhirnya balik lagi ke Malang dan mulai ikut kerja di bengkel dengan upah di bawah rata-rata sebesar 20.000 dlm sepekan.Jarak rumah emak dan bengkel lumayan jauh dan lelah jika harus berjalan kaki.Sepeda motor tidak punya ,bahkan untuk naik ojek saja tidak akan mungkin dengan upah ala kadarnya.Akhirnya setiap bekerja Ahmad terpaksa pinjam sepeda adiknya (uang dari hasil nabung yang dibelikan sepeda).Sepertinya kata lelah sudah tidak ada dalam kamus hidupnya.Asalkan dia bisa makan dan bisa membuat kedua adiknya tersenyum itu sudah menjadi penghilang lelah dan dahaga.
∞∞∞
“ Dua hari lagi kita berangkat ke Jakarta menemui ibu dan siapa tau dengan hijrah di sana kita bisa mencari pekerjaan yang lebih layak dan bisa merubah nasib kita menjadi lebih baik.”ucap Ahmad kepada kedua adiknya.
“Memangnya samean sudah tau mas keberadaan ibu?”
“Kok mendadak sekali mas”
“Uang dari mana kita bisa hijrah ke Jakarta?”
“Kalau kita kesana,kita tinggal dimana?”
“Kalau kita kesana menemui ibu,apa ibu mau menerima kita?”
“Terus kalau kita disana belum ketemu ibu ,kita tinggal dimana?”
Pertanyaan demi pertanyaan dari Hasan dan Husein menghujani Ahmad.
“Wes pokoe manut karo mas,insyaAllah semua akan baik baik saja.”jawab Ahmad singkat.
∞∞∞
Alhamdulillah akhirnya tiba juga di Ibu Kota .Ahmad ,Hasan dan Husein menaiki kereta kelas ekonomi dari Stasiun Kota Lama ke Stasiun Pasar Senin.Tidak sulit bagi Ahmad menemukan alamat tempat tinggal ibunya sekalipun tidak pernah berkunjung kesana.Ahmad sudah terbiasa menapaki jalanan dengan air mata .Ahmad sudah cukup bersahabat dengan aspal jalan raya.
“Assalamualaikum ibu,kami datang kepada ibu.”linangan air mata tak mampu terbendung saat mereka bertemu wanita yang rela mengandung dan melahirkan ketiga putranya.
Sebuah kejutan yang sangat luar biasa dimana sang buah hati sudah terpisah beberapa tahun dengan ibunda kini saling bertatap muka dalam pelukan hangat tanpa jeda.Ahmad dan kedua adiknya untuk sementara tinggal di kost ibunya sembari mencari tempat tinggal sendiri dan mencari kerja.Kehidupan yang mereka jajal sungguh sangat keras saat usia masih anak-anak hingga dewasa.
Berniat merubah nasib dengan mencari pekerjaan yang layak di Ibu Kota.Menyusuri semua sudut kota dengan berjalan kaki ribuan meter rela dilakoni.Hingga akhirnya Ahmad dan Husein mendapatkan sebuah pekerjaan sebagai tukang antar minuman brand ternama.Karena di rasa kost di ibunya tidak terlalu muat dengan mereka,Ahmad memutuskan untuk mandiri.Ahmad mendapatkan rumah kost di tepi sungai dengan kata jauh dari layak.Mereka menempati susunan papan kayu yang tidak terlalu rapi.Tak jarang mereka tidur ditemani para nyamuk yang sering menyapa.Aroma wangi tepi sungai seringkali tercium apalagi ketika ada hajat manusia yang melintasi sungai.Sungguh penuh kejutan dalam kehidupan Ahmad beserta kedua adiknya.Ribuan doa dan air mata di langitkan kepada Sang Pencipta guna kehidupan yang lebih layak dan bahagia.
∞∞∞
Ahmad mencoba menenangkan Hasan agar kembali ke Malang.Karena fisik Hasan tidak mampu jika harus bekerja berat.Dengan berat hati Hasan mengiyakan perintah kakaknya untuk kembali ke Malang dan mencari pekerjaan di Kota Malang saja.
Rumah emak di Malang menjadi tujuan Hasan untuk pulang dari Jakarta.Hasan memutuskan untuk mencari pekerjaan di beberapa tempat yang tak jarang banyak penolakan.Selang beberapa bulan Hasan pulang ke Malang,Ahmad memboyong adik beserta ibunya karena di rasa kehidupan yang keras serta biaya hidup yang mahal memaksa mereka balik ke Malang.Ahmad merangkak mulai dari nol lagi demi menjadi tulang punggung keluarga.Semua pekerjaan dilakoni hingga akhirnya Ahmad mulai jadi kernet angkot lagi,bahkan dia juga di amanahi untuk pegang kemudi angkot .Lagi lagi ada saja ujian yang menyapa.Mulai dari mobil mogok.jarang penumpang,bahkan yang lebih miris lagi belum juga dapat penumpang satu pun namun terpaksa harus bawa angkot ke bengkel guna perbaikan mesin.Belum juga dapat uang,Ahmad terpaksa menanggung biaya kerusakan angkot.Hanya doa yang dia dengungkan di setiap sujudnya.Air mata deras mengalir di sela curahan lara dan derita kepadaTuhannya.
“Ya Allah jika ini takdir Mu,kulo ikhlas.Semoga dari kejadian pahit yang bertubi-tubi selama ini, saya yakin ada kejutan indah menanti.”Doa Ahmad dengan linangan air mata di musholla dekat bengkel.
∞∞∞
“Bu saya ijin pamit ke Kalimantan ya.Doakan Ahmad kerja disana lancar.Jaga adik adik ya bu.InsyaAllah kalau sudah ada kerja disana.Ahmad janji akan kirim uang ke ibu.Assalamaualaikum.”pamit Ahmad ke Ibunya.
Ahmad ke Kalimantan di ajak saudara sepupu keluarga Batu yang tinggal di Kalimantan.Disana Ahmad tidak langsung mendapat pekerjaan dengan mudah.Ahmad terbiasa kerja serabutan sejak di Malang,maka ketika di perantauan dia tidak canggung lagi menjajal berbagai kerjaan serabutan.Mulai dari dibidang pertanian.jual kacang,jual telur puyuh di Stadion,jualan es,jadi OB.Semua dilakoni demi penghasilan yang halal.Tapi semua naas tidak bertahan lama.Entah belum ada bakat disana,atau memang belum ditakdirkana untuk kerja di bidang tersebut.Selanjutnya Ahmad mendapatkan tawaran dari nesitor untuk kerja di Perusahaan yang bergerak di bidang tambang .Ahmad di pekerjakan untuk bersih bersih di kapal yang sedang berada di darat.Dan Alhamdulillah dengan tekun juga doa Ahmad bisa direkrut jadi pegawai kontrak di perusahaan tersebut.Semua pekerjaan pasti mempunyai resiko.Salah satunya selama 2 minggu Ahmad harus stay di Kapal yg beroperasi di tengah laut.Gak kebayang selama 2 minggu pemandangan hanya hamparan laut yang luas.Memang kalau Allah sudah berkehendak,apapun menjadi mungkin.Ahmad yang semula hanya tukang bersih-bersih di kapal,kini dia menjadi asisten mekanik dan dalam waktu singkat di rekrut menjadi operator.
“Alhamdulillah Ya Allah ,doa yang ku panjatkan di setiap 5 waktu Engkau kabulkan.HambaMu ini hanya pandai meminta namun juga harus pandai bersyukur.Jika hamba memang di takdirkan untuk terjun di pekerjaan ini serta harus berada di tengah laut,berilah hamba kekuatan ,kesabaran serta keselamatan Amiin.”Doa Ahmad di sepertiga malam dengan linangan air mata.
Di setiap kesulitan pasti ada kemudahan.hal ini memang terbukti.Ahmad lambat laun mulai mendapatkan penghidupan yang lebih layak.Dia dapat memberikan hasil dari kerja kerasnya di perantauan untuk di kirim ke ibu dan kedua adiknya meskipun masih dengan nominal yang tidak terlalu banyak.
∞∞∞
“Saya bukan dari anak orang kaya,kerja saya ya begini adanya.Saya tidak punya warisan harta yang berlimpah,Jika samean memang mau berkomitmen dengan saya,maka saya akan segera meminang ke orang tua mu.”pinta Ahmad kepada seorang gadis.
“Iya saya bersedia berkomitmen.”tanpa banyak kata gadis tersebut mengiyakan
Memang Allah benar benar memberikan banyak kejutan di kehidupan Ahmad.Tak lama Ahmad di kenalkan temannya kepada seorang gadis dan dalam waktu singkat Ahmad segera melamar gadis tersebut.Alhamdulillah gadis yang sekarang menjadi istrinya sudah memberikan 2 putra yang lucu -lucu.Anak anak penerus sujud orang tua serta menjadi penerus syukur dalam kehidupan.Dari pekerjaan yang sudah layak,ekonomi sudah mulai stabil,keluarga yang bahagia semakin membuat Ahmad terus bersyukur atas semua kejutan indah dari Nya.Setiap bulan Ahmad sudah istiqomah memenuhi kebutuhan ibunya di Malang.Sedikit demi sedikit Ahmad sudah mulai menabung sebidang tanah,memiliki hewan peliharaan dan investasi lainnya.Semua di lakukan untuk tabungan anak anaknya kelak.Ahmad tidak ingin kehidupan buruk yang dia alami sejak dia masih anak anak akan terjadi kepada buah hati nya.Ahmad mencoba untuk memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani buah hatinya denga baik.Kegiatan keagamaan tetap di kawal agar tetap selamat dunia akhirat.
∞∞∞
Masa pandemi ini adalah masa dimana banyak perusahaan yang mulai melakukan kebijakan pengurangan pegawai .Begitu juga yang dialami Ahmad dengan perusahaannya.Hingga akhirnya Ahmad memilih resign dan mencari batu loncatan,Kebetulan ada 2 perusahaan yang membutuhkan pegawai,dan Alhamdulillah Ahmad di terima di PT Expro Indonesia yang berada di Balikpapan.
PT Expro Indonesia adalah perusahaan ladang minyak layanan terkemuka, mempekerjakan lebih banyak orang di seluruh dunia.Ahmad dipercaya perusahaan untuk berkutat di bagian Operator Slickline.Dimana gajinya sudah sangat lebih layak dari sebelumnya.
“Allahu Akbar Engkau Maha Segalanya .Sungguh indah semua karunia Mu.Sungguh manis kejutan dari Mu.”Ahmad tak mampu membendung buliran bening di pipinya.
Rasa syukur tak terhingga dia lantunkan.Semakin banyak bersyukur maka akan semakin banyak nikmat yang diberikan Nya.
Itulah kehidupan yang penuh dengan kejutan.Ada manusia yang dengan biasa menerima kejutan yang tiba tiba datang,Adapula yang luar biasa terkejut mendapatkan kejutan dari Sang Pencipta.Semua harus yakin di setiap kesusahan pasti ada kemudahan.Di saat kita ikhlas dan tawakkal setelah ihtiar,InsyaAllah semua akan beres dan indah pada waktunya. (***).

—————————-

*Bunda Azki adalah nama pena dari Maria Ulfa yang terlahir di Malang, lebih tepatnya di Kota Batu pada tanggal 11 Maret 1987.Sebagai istri dari Arif Rakhmawan serta ibu dari ananda Azkiya Maziyatul Ilmi.Mengabdi di Lembaga Pendidikan MI Darul Ulum dan masih setia mengaji bersama para santri di TPQ Roudlotul Jannah Kota Batu.
Motto hidup :Ingin selalu menjadi orang dalam Ridho Rabb yang bermanfaat dan selalu berbuat baik kepada sesama.

_____________________________________________

*Setiap Minggu Kabarpas.com memuat rubrik khusus “Nyastra”. Bagi Anda yang memiliki karya sastra, baik berupa cerita bersambung (cerbung), cerpen maupun puisi. Bisa dikirim langsung ke email kami: redaksikabarpas@gmail.com.