Trenggalek, kabarpas.com – Akses terhadap air (termasuk sanitasi) merupakan pondasi untuk pembangunan lainnya. Tanpa akses yang mudah terhadap air yang aman, banyak waktu pendapatan rumah tangga dihabiskan untuk membeli air dan pengobatan penyakit.
“Jadi faktor-faktor inilah yang membuat masyarakat tetap terjebak kemiskinan,”kata Apri NS, Kepala Bidang Drainase, Persampahan, Air Limbah dan Pengembangan Permukiman Dinas PUPR setempat, Jumat (15/3/2024) siang.
Apri sapaan dia menjelaskan, Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menargetkan 1000 keluarga penerima manfaat pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S). Pembangunan SPALD-S melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi Tahun 2024.
Setiap USD $1 yang diinvestasikan pada snitasi, terdapat keuntungan sebesar USD 50 dari biaya kesehatan yang lebih rendah, produktivitas yang lebih tinggi dan berkurangnya kematian prematur, seperti data dari WHO tahun 2012.
“Program pembangunan SPALD-S tentu sangat menguntungkan bagi masyarakat. Tak terkecuali masyarakat Trenggalek, “imbuhnya.
Apri menambahkan, program DAK Bidang Sanitasi ini diselenggarkan oleh Pemerintah Pusat melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR.
Program ini dinaksudkan untuk memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yakni 90 persen akses sanitasi layak di seluruh Indonesia. “Akses sanitasi layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan, antara lain kloset menggunakan leher angsa. Sedangkan tempat pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik atau sistem pengelolaan air limbah, “tutupnya. (ags/ian).