Sukorejo (Kabarpas.com) – Diduga karena ada dendam pribadi. Dua petani di Desa Candibinangun, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, terlibat adu carok. Akibatnya, salah satu diantaranya tewas dengan luka parah.
Kedua petani yang terlibat adu carok pada Jumat (24/4/2015) siang tersebut, yaitu Sahri (55) dan Asbudi (50).
Informasi yang dihimpun Kabarpas.com menyebutkan, bahwa adu carok ini bermula saat Sahri yang dalam perjalanan ke sawah bertemu dengan Asbudi di depan tempat pemakaman umum (TPU) yang ada di desa setempat.
Kala itu, Sahri tiba-tiba menyenggol Asbudi sehingga terjadi adu mulut diantara keduanya sampai akhirnya terjadilah perkelahian.
“Pada waktu saya lewat, keduanya sudah berkelahi. Sehingga saya pun berusaha melerai,” ucap Karip, salah satu tetangga korban, saat ditemui Kabarpas.com di lokasi.
Pada saat keduanya dilerai oleh Karip. Sahri dan Asbudi sama-sama bergegas pulang ke rumahnya masing-masing.
Tanpa diduga ternyata Sahri pulang ke rumahnya hanya untuk mengambil celurit. Setelah itu ia langsung menuju ke rumah Asbudi dan menantangnya berkelahi. Asbudi yang ditantangnya langsung menuruti permintaannya dan juga mengambil celurit.
“Tadi mereka adu carok di depan rumah salah seorang warga sini,” terangnya kepada Kabarpas.com.
Akibat carok tersebut Sahri langsung tergeletak dan mengalami luka di bagian kepala dan lengan sebelah kiri, sementara Asbudi hanya terluka di bagian kepala dan keduang tangannya.
Oleh warga sekitar, Sahri kemudian dilarikan ke RSUD Bangil. Namun, ia akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada saat menjalani perawatan di RSUD tersebut. Sedangkan Asbudi dirawat di Puskesmas Sukorejo.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Pasuruan, AKP Agus I Supriyanto mengatakan, kalau pihaknya masih belum bisa memastikan motif penyebab dari adu carok dua petani tersebut. Sebab saat ini pihaknya masih mengumpulkan keterangan sejumlah saksi, salah satunya yaitu Asbudi yang saat ini masih dalam perawatan.
“Diduga ada dendam pribadi, Asbudi ini dituduh punya ilmu santet. Namun, terlepas dari itu kami masih menyelidiki motif sebenarnya apa,” pungkasnya. (sam/sym).