Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

KABAR NUSANTARA · 26 Okt 2025

Cuaca Ekstrem di Jember Picu 7000 Kasus ISPA, Anak-Anak Jadi Kelompok Paling Rentan


Cuaca Ekstrem di Jember Picu 7000 Kasus ISPA, Anak-Anak Jadi Kelompok Paling Rentan Perbesar

Jember, Kabarpas.com – Peralihan cuaca ekstrem dari panas terik ke musim penghujan di Kabupaten Jember mulai menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mencatat, sejak Juni hingga Oktober 2025, terdapat lebih dari 7.000 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah ini.

Dari jumlah tersebut, anak-anak usia 0–5 tahun menjadi kelompok paling rentan, dengan kasus mencapai sekitar 2.100 penderita. Disusul kelompok usia dewasa sebanyak 2.500 kasus, sementara sisanya berasal dari kelompok usia lainnya.

Meski demikian, tren kasus menunjukkan penurunan sejak September hingga Oktober ini. Namun, pemerintah daerah tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap perubahan cuaca yang mendadak dan menjaga daya tahan tubuh.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Akhmad Helmi Luqman menyebutkan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu, panas menyengat di siang hari lalu hujan deras pada sore atau malam menjadi pemicu utama menurunnya imunitas masyarakat.

“Cuaca ekstrem ini membuat tubuh harus cepat beradaptasi, tapi tidak semua orang bisa. Akibatnya banyak yang terserang ISPA, terutama anak kecil dan lansia yang sistem imunnya belum atau tidak sekuat orang dewasa,” jelas Helmi saat dikonfirmasi, Minggu (26/10/2025).

Dari hasil pemantauan lapangan, kasus ISPA terbanyak tercatat di wilayah Kecamatan Sumberbaru, Sumbersari, dan Kasian, Kecamatan Puger. Ketiga wilayah ini disebut memiliki kondisi cuaca yang lebih ekstrem dibanding daerah lain di Jember.

“Daerah seperti Kasian di Puger itu panas sekali, tapi tiba-tiba hujan deras. Perubahan suhu yang mendadak inilah yang sering menyebabkan tubuh tidak sempat beradaptasi, akhirnya muncul gangguan pernapasan,” tambah Helmi.

Helmi mengingatkan masyarakat agar tidak mengabaikan gejala ISPA seperti batuk, pilek, dan demam. Jika dalam 2–3 hari kondisi tidak membaik, masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.

“Kalau tidak segera ditangani, ISPA bisa berkembang menjadi radang atau pneumonia, terutama bagi anak kecil dan lansia. Karena itu, jangan menunda berobat,” ujarnya.

Selain menjaga pola hidup sehat, masyarakat juga disarankan untuk cukup istirahat, rutin berolahraga, mengonsumsi vitamin, serta memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi lengkap sebagai perlindungan tambahan terhadap penyakit yang menyerang saluran pernapasan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya juga memperingatkan bahwa masa peralihan musim di wilayah selatan Jawa Timur, termasuk Jember, berpotensi menimbulkan fluktuasi suhu ekstrem, panas menyengat di siang hari dan hujan intens di malam hari.

Kondisi ini diprediksi masih akan berlangsung hingga beberapa pekan ke depan, sehingga masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit musiman, terutama ISPA, demam, dan alergi akibat perubahan suhu yang tajam. (dan/ian).

Artikel ini telah dibaca 22 kali

Baca Lainnya

Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Mas Adi Gaungkan Semangat Kebangsaan dan Optimisme Generasi Muda

28 Oktober 2025 - 23:54

Intel Siap Genjot Pasar PC Berbasis AI, Targetkan 290 Juta Unit Tahun Depan

28 Oktober 2025 - 23:23

Rutinitas Pagi yang Akan Membuat Finansialmu Lebih Teratur

28 Oktober 2025 - 22:52

Harus Menolong Keluarga Tapi Dana Belum Siap? Simak Cara Menyikapinya

28 Oktober 2025 - 22:40

Rute Laut Merah Kacau: Kapan Beralih ke Air Freight untuk Ekspor?

28 Oktober 2025 - 22:20

KAI dan Kejati Sumut Teken Kerja Sama Penanganan Masalah Hukum Perdata

28 Oktober 2025 - 22:07

Trending di KABAR NUSANTARA