Tosari (kabarpas.com) – Ribuan warga suku Tengger yang bermukim di lereng Gunung Bromo, tepatnya di Wilayah Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan menggelar Resepsi Perayaan Yadnya Kasada 1634 Saka, Selasa (12/08/2014) malam.
Resepsi itu sendiri adalah salah satu rangkaian dari perayaan hari raya Kasada yang digelar sebelum ritual inti di Pura Luhur Poten dan kemudian dilanjutkan sesaji hasil bumi di bibir kawah Gunung Bromo. Acara yang digelar di Pendopo Agung, Desa Wonokitri, kecamatan/kabupaten setempat itu dihadiri oleh Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf beserta Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) setempat, dan juga ribuan warga suku Tengger yang ada di lereng gunung Bromo wilayah tersebut.
Dalam acara itu, dimeriahkan dengan sejumlah tarian, diantaranya tarian Remo khas suku Tengger yang ditampilkan oleh para siswi SMP Negeri 1 Tosari. Selain itu, juga terdapat penampilan tari dari Dasa Wisma ibu-ibu Tosari yang diiringi dengan lagu berjudul Pasuruan Gumuyu karya Bupati Pasuruan, serta penampilan tarian Bale Ganjur yang menceritakan mengenai Untung Suropati.
Tak ketinggalan, sejumlah penjabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, mendapat penghormatan untuk dikukuhkan sebagai tokoh adat Tengger oleh dukun adat setempat. Para penjabat yang dimaksud itu diantaranya yaitu; Wakil Ketua DPRD, Asisten 3 Pemkab Pasuruan, Danramil Tosari, Dandim, Kapolres, dan Pimpinan Bank Jatim. Pengukuhan warga kehormatan ini, sekaligus ditandai dengan penyematan udeng, yakni ikat kepala khas Suku Tengger.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf tak henti-hentinya memuji warga Suku Tengger setempat, yang selama ini sudah rajin membayar pajak bumi dan bangunan (PBB), sebelum jatuh tempo. Itu terbukti bahwa saat ini Suku Tengger mendapat predikat sebagai warga terbaik se-Kabupaten Pasuruan yang rajin membayar pajak. “Saya sangat apresiasi dengan warga Tengger yang selama ini selalu rajin bayar pajak dengan tepat waktu,” ujar pria yang akrab disapa Gus Irsyad tersebut.
Selain itu, Irsyad juga menyampaikan kebanggaannya pada masyarakat Tengger yang selama ini teguh menjalankan tradisi nenek moyang mereka tersebut hingga sekarang. “Mulai saat ini dan tahun-tahun yang akan datang setiap ada acara di Tengger, semua pejabat di Pemkab Pasuruan wajib memakai udeng khas Tengger. Itu sebagai wujud kebanggaan kami warga Kabupaten Pasuruan,” pungkasnya. (ajo/sym).