Jember, Kabarpas.com – Suasana sore di Lapangan Desa Jatiroto, Kecamatan Sumberbaru, Sabtu (26/5/2025), dipenuhi semangat ratusan anggota pramuka. Mereka berdiri tegak mengikuti upacara pembukaan Perkemahan Tingkat Cabang Saka Bakti Husada.
Di hadapan peserta, Bupati Jember Muhammad Fawait tampil sebagai pembina upacara. Dengan bahasa sederhana, ia mengingatkan pentingnya menuntut ilmu sebagai kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik.
“Sekilo ketela harganya hanya tiga ribu rupiah. Tapi kalau diolah, dikemas menarik, lalu dijual di supermarket dalam bentuk keripik, nilainya bisa menjadi lima puluh ribu. Itulah gambaran, dengan ilmu, sesuatu yang sederhana bisa naik nilainya berkali lipat,” ucapnya.
Pesan itu disampaikan bukan hanya sebagai teori, melainkan refleksi dari perjalanan hidupnya sendiri. Gus Fawait bercerita berasal dari keluarga pesantren di desa, kemudian melanjutkan kuliah di Surabaya, hingga akhirnya dipercaya masyarakat menjadi bupati termuda dalam sejarah Jember.
“Berkahnya ilmu, saya bisa terpilih tiga kali menjadi anggota DPRD Jatim sejak 2014, bahkan pernah menjadi ketua komisi dan ketua fraksi termuda. Hingga akhirnya, di Pilkada 2025, saya dipercaya menjadi bupati. Itu semua bukan karena Fawait hebat, tapi berkahnya ilmu,” katanya.
Ia pun mengingatkan para peserta agar tidak berhenti menuntut ilmu meskipun memiliki keterbatasan. “Kalau ada yang merasa tidak mampu kuliah, jangan khawatir. Pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten sudah menyediakan banyak beasiswa. Tahun depan, kami juga menyiapkan beasiswa ke Timur Tengah agar SDM Jember semakin berkualitas,” jelasnya.
Pesan itu sejalan dengan semangat kegiatan perkemahan yang digelar Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Jember. Ketua Kwarcab, Ghyta Eka Puspita, menyebut kegiatan ini diikuti anggota saka dari seluruh puskesmas se-Kabupaten Jember.
“Alhamdulillah, ada 50 puskesmas yang ikut serta. Tujuan kegiatan ini bukan hanya sekadar seremonial atau aktivitas kepanduan biasa, tetapi bagaimana pramuka bisa menjadi wadah untuk melatih kedisiplinan sekaligus mempererat kebersamaan, khususnya antar saka kesehatan,” ujarnya.
Lebih dari itu, Ghyta menegaskan bahwa pramuka dituntut relevan dengan perkembangan zaman. “Seperti yang tadi disampaikan Kak Mabicab, kegiatan ini harus mampu menjadikan pramuka lebih relevan di era digitalisasi, sehingga tetap menarik bagi generasi muda. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa membawa pramuka ke arah yang lebih baik,” katanya.
Perkemahan Saka Bakti Husada kali ini tidak hanya menghadirkan lomba dan pendidikan, tetapi juga aktivitas yang dirancang untuk membentuk karakter sekaligus menyesuaikan dengan tantangan zaman digital. Dari disiplin baris-berbaris hingga keterampilan kesehatan, semua diramu untuk memberi pengalaman berharga bagi para peserta.
Menutup sambutannya, Gus Fawait kembali mengingatkan bahwa disiplin dan ilmu adalah bekal utama untuk menghadapi masa depan. “Niatkanlah belajar disiplin dan menuntut ilmu. Karena kalian adalah calon pemimpin masa depan Indonesia,” pungkasnya. (dan/ian).