Laporan: Abdur Rozaq, wartawan Kabarpas biro Pasuruan.
KABARPAS.COM – MESKI sudah sepuh, kedua anggota Banser yang bertugas di gang menuju makam mbah kiai Abdul Hamid Pasuruan ini masih nampak bersemangat.
Bahkan, ketika para jamaah sudah berjubel, keduanya nampak trengginas mengatur lalu lintas peziarah. Terutama para peziarah putri yang kebanyakan belum tahu jika mereka dilarang melewati gang di selatan masjid Al-Anwar kota Pasuruan karena ramainya peziarah laki-laki.
Wartawan Kabarpas.com pun mencoba berkenalan dengan kedua anggota Banser sepuh itu. Salah satunya adalah Abdul Holiq (67), anggota Banser rayon Kota Pasuruan.
Abdul Holiq mengaku sudah bergabung dengan Banser sejak tahun 1971. Meski tidak ada tunjangan apapun, dirinya mengaku ikhlas karena tujuan utamanya menjadi Banser adalah untuk menjadi benteng ulama.
“Saya sudah bergabung dengan Banser sejak tahun 1971, mas. Tujuannya hanya satu, yaitu menjadi benteng ulama,” tuturnya kepada Kabarpas.com pada Jumat (16/11/2018) malam di lokasi.
Ditanya mengenai kesiapannya mengamankan jalannya haul, ia menjawab dengan mantap telah siap.
“Siap, mas. Meski sudah tua begini tetap siap menjadi benteng ulama,” ujarnya dengan mata berbinar.
Sementara Mundir (80) anggota Banser yang lain, mengaku telah bergabung dengan Banser sejak tahun 1975.
“Saya bergabung dengan Banser sejak Gestapu (1965), mas,” tuturnya kepada Kabarpas.com.
Untuk sekadar diketahui, peringatan haul Mbah Kiai Abdul Hamid Pasuruan akan diselenggarakan pada hari Sabtu (17/11/2018) besok. Dari pantauan Kabarpas.com di lokasi, pada Jumat malam para peziarah sudah membludak.
Sementara itu, Sunari (45), anggota Banser yang bertugas di pos keamanan di pintu masuk makam Mbah Abdul Hamid menuturkan sudah ribuan jamaah yang berziarah ke makam Mbah Abdul Hamid.
“Saya ngepam sejak jam 7 pagi tadi. Sudah ribuan peziarah yang datang. Dan alhamdulillah sampai saat ini aman terkendali,” jelasnya kepada Kabarpas.com. (***/abu avzalea).