Reporter : Revina
Editor : Memey Mega
Malang, Kabarpas.com – Wajah Kota Malang adalah salah satu wajah nusantara karena Kota Malang sebagai kota pendidikan menjadi tempat dimana para pemuda nusantara bertemu mencari ilmu di perguruan tinggi yang saling berakulturasi serta mengenal budaya satu dengan budaya lain
Universitas Widyagama Malang melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas merasa berkepentingan untuk mengakat identitas masing-masing mahasiswa dari luar Kota Malang melalui Galeri Nusantara Widyagama dengan tema melestarikan budaya kebanggaan kita yang dilaksanakan pada hari minggu 13 Mei 2018 di Graha Widyagama Kampus ll.
“Kegiatan galeri nusantara Widyagama merupakan ajang silaturahni dan temu budaya nusantara dan saling mengenalkan budaya dari teman daerah satu dengan teman daerah yang lain agar mereka bangga dan menghormati budaya daerah lain agar tidak tercerabut dari akar sejarah budaya asli nenek moyangnya” terang Fajar Febriyanto Presiden BEMU Uwiga, Minggu (13/5).
Galeri nusantara budaya yang dihadiri lebih dari 20 Organisasi Mahasiswa Daerah ini menampilkan 40 performance dari pagi hingga malam yang rata rata di ikuti dari mahasiwa yang berasal dari NTT, NTB, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra dan Jawa. Dalam kesempatan opening ceremony Galeri Nusantara tetap menampilkan tarian Khas Malang yaitu Tari Topeng yang berasal dari Kampung Budaya Polowijen asuhan dari Penggagasnya Ki Demang.
Ki Demang sendiri menyambut positif kegiatan ini, “Karena Universitas Widyagama Malang merupakan mitra utama dalam mengembangkan budaya melalui bantuan ribuan buku dalam pendirian pustaka budaya, Praktek Kuliah Mahasiwa Mandiri, latihan menari topeng serta riset budaya di Kampung Budaya Polowijen,” pungkasnya.
Setidaknya, lanjut Ki Demang, teman – teman orda dan BEMU se Malang bisa di ajak ke Kampung Budaya Polowijen untuk saling belajar budaya melalui berbagai kegiatan diskusi workshop dan event imbuhnya
Dalam kesempatan pembukaan Galeri Nusantara Agus Tugas Sujianto Wakil Rektor 3 bidang kemahasiwaan mengajak seluruh orda senusantara serta masyarakat umum untuk menggunakan fasilitas Universitas Widyagama Malang sebagai ajang temu budaya untuk mempertahankan dan melestarikan budaya merwarisi tradisi melalui Widyagama berbagi.
“Kegiatan budaya seperti ini adalah salah satu cara untuk menangkal gelombang informasi teknologi yang merusak generasi yang disalahgunakan sehingga perlu kembali belajar budaya untuk membangun identitas dan karakter bangsa,” pungkas Agus. (Rev/Mey)