Banyuwangi (Kabarpas.com) – Empat orang warga dari Desa Pancer dan Silir Agung, kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit. Pasalnya, keadaan mereka semakin memprihatinkan dan kritis, lantaran usai menggelar aksi mogok makan di depan kantor Bupati Banyuwangi.
Keempat orang yang dimaksud tersebut, yaitu bernama Andreas, Hadi, Sujianto warga Desa Silir Agung, dan Eni Ernawari warga Desa Pancer. Mereka mengalami kritis lantaran di hari keenam ini mereka tumbang karena diduga dehidrasi.
Pantauan Kabarpas.com, dari lokasi mogok makan menuju ke rumah sakit Fatimah. Keempat orang tersebut dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobil angkutan umun, bukan dengan mobil ambulan.
Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung di masukan ke ruang UGD dan mendapatkan pertolongan dari Dokter harian rumah sakit tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan kondisi mereka berempat kurang cairan. Bahkan, wajah keempat orang tersebut terlihat pucat, lemas, dan jarum infus tertancap pada pergelangan tangan mereka.
“Kepala saya pusing mas, dan perut saya terasa pedih,” ucap Sujianto kepada kepada Kabarpas.com saat di temui di ruang UGD. Senin, (21/03/16).
Sementara itu, untuk diketahui aksi nekat yang dilakukan mereka itu, hanya karena ingin memperjuangkan kampung halamannya tidak rusak karena adanya aktifitas pertambangan yang di lakukan PT. Bumi Sukses Indo (BSI).
“ Saya tidak ingin alam di daerah saya rusak, untuk itu saya berharap bapak Bupati bersedia mendengarkan dan memperjuangkan kami selaku warga kecil,” ucapnya sambil keadan lemas berbaring di ranjang tidur.
Karena terus bertambahnya warga pingsan, untuk sementara aksi mogok makan di hentikan. Namun, para warga mengancam akan melakukan hal serupa jika tambang emas Tumpang Pitu yang dikelola oleh PT. BSI tidak dicabut ijinnya. (sam/gus).