Pasuruan (Kabarpas.com) – Ratusan warga Dusun Kasiran, Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan menggelar ritual ruwatan bersih-bersih desa. Ritual ruwatan ini sendiri merupakan salah satu tradisi warga setempat, untuk mengusir hama lantaran sejak dua musim tanam di desan ini selalu diganggu hama tikus.
Pantauan Kabarpas.com. sebelum ruwatan dimulai para warga yang berasal dari enam dusun di desa tersebut, terlebih dulu mengikuti kirab sepanjang 3 km menuju balai desa setempat. Dan hampir sebagian besar warga yang mengikuti kirab ini, membawa gunungan tumpeng dan hasil bumi.
Namun, diantara iring-iringan warga yang mengikuti kirab dengan membawa gunungan tumpeng dan hasil bumi tersebut, terdapat dua orang bocah yang didandani layaknya tuyul. Tak hanya itu, dua bocah ini pun juga berjoget mengoyangkan pinggulnya sembari mengipaskan uang mainan kertas pecahan seratus ribu, dihadapan warga yang saat itu sedang menyaksikan kirab tersebut.
Tak pelak, aksi kedua bocah tersebut mengundang tawa para warga sekitar. Bahkan, tak sedikit dari warga yang menyaksikan aksi kedua bocah itu, langsung meminta foto bareng kedua tuyul palsu itu.
Sementara itu, Kepala Desa Rejoso Lor Humaidi JM Buwono menjelaskan, kehadiran dua tuyul palsu itu merupakan salah satu partisipasi warga dalam rangka untuk meramaikan kirab ritual bersih-bersih desa. “Dua tuyul palsu itu hanya untuk menghibur saja, bukan menggambarkan kalau di desa kami ada tuyul,” imbuhnya.
Selain itu ia juga mengatakan, kalau acara ruwatan tersebut digelar agar desa yang saat ini dipimpinnya itu bisa terbebas dari hama tikus.
“Ruwatan ini untuk mengusir hama tikus, karena hama ini cukup mengkhawatirkan warga Desa Rejoso Lor,” ujar Humaidi kepada Kabarpas.com saat ditemui di lokasi. Rabu, (09/09/2015).
Ia menambahkan, rangkaian ruwatan itu sendiri diawali dengan khataman Al-Quran di enam dusun sebanyak 60 hafidz/hafidza. Selanjutnya akan dilaksanakan pementasan wayang yang dibawakan oleh dalang Ki Rokhmad dari Mojokerto pada Minggu (13/09/2015) nanti.
Dalam lakon wayang tersebut, Humaidi dan warganya percaya gelaran itu menjadi simbol harapan panen pertanian di desanya makin melimpah. Selain itu, ruwatan ini hanyalah simbol pengharapan panen melimpah karena sudah memasuki musim tanam. “Untuk langkah-langkah selanjutnya, kami pasti akan melakukan langkah swadaya. Misalnya, yaitu dengan razia massal hama tikus dan lain sebagainya,” pungkasnya. (ajo/uje).