Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

KABAR NUSANTARA · 27 Nov 2025

Pasar Kripto Global Melemah, Indonesia Tetap Tunjukkan Ketahanan Investor


Pasar Kripto Global Melemah, Indonesia Tetap Tunjukkan Ketahanan Investor Perbesar

Jakarta, Kabarpas.com – Bitcoin kembali melemah tajam pada perdagangan Jumat (21/11), turun ke level yang belum terlihat sejak lebih dari enam bulan terakhir. Aset kripto terbesar di dunia itu sempat menyentuh titik terendah di angka US$86.325,81 atau sekitar Rp1,44 miliar, sebelum kembali diperdagangkan di sekitar US$86.990,11. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran investor terhadap prospek pemotongan suku bunga The Fed pada bulan depan.

Rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang lebih positif dibanding perkiraan menimbulkan keraguan pasar mengenai rencana penurunan suku bunga. Ekonomi AS menambah 119.000 tenaga kerja pada September, jauh melampaui proyeksi 50.000. Data yang lebih kuat dari ekspektasi ini membuat pasar memperhitungkan peluang pemotongan suku bunga pada Desember sekitar 40 persen, menurut CME FedWatch.

CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menilai gejolak pasar global ini juga membawa dampak ke pasar domestik. Ia menjelaskan bahwa pola penurunan volume transaksi yang terjadi di Indonesia masih berkaitan erat dengan dinamika global. Namun, ia menegaskan bahwa pasar Indonesia menunjukkan ketahanan lebih kuat dibanding kondisi global.

Calvin mengatakan, “Volatilitas yang terjadi di pasar global memang memengaruhi aktivitas perdagangan di Indonesia. Namun, menariknya adalah meskipun nilai transaksi turun, jumlah pengguna kripto di Indonesia terus meningkat. Ini menunjukkan kepercayaan dan minat masyarakat terhadap aset digital tetap terjaga, bahkan ketika pasar sedang cooling down.”

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi kripto di Indonesia sepanjang Januari–Oktober 2025 mencapai Rp409,56 triliun. Angka ini turun sekitar 13,77 persen dibanding periode yang sama pada 2024 yang mencapai Rp475 triliun. Meski demikian, jumlah pengguna kripto di Indonesia justru meningkat menjadi 18,61 juta pada September 2025, atau naik 3,05 persen dalam satu bulan. Rata-rata tren jumlah investor kripto meningkat di atas 3 persen setiap bulannya.

Tren ini memperlihatkan investor lokal bukan menarik diri dari pasar, tetapi memilih untuk lebih berhati-hati dalam memasukkan dana baru. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa pasar domestik tetap resilien meski tengah berada dalam tekanan global.

Proyeksi Pasar Kripto ke Depan

Melihat ke depan, Calvin memproyeksikan bahwa perdagangan kripto hingga akhir 2025 kemungkinan berada dalam fase konsolidasi seiring sikap wait and see pelaku pasar global. Faktor makro seperti kebijakan suku bunga The Fed, stabilitas geopolitik, aliran likuiditas, dan arus modal institusional akan menjadi penentu utama arah pasar beberapa kuartal mendatang.

Calvin menambahkan, “Saat ini kita belum melihat konfirmasi bahwa pasar memasuki fase bearish struktural. Banyak indikator on-chain, adopsi pengguna, dan aktivitas pengembang masih stabil. Kondisinya lebih menggambarkan pendinginan pasar daripada pembalikan tren besar.”

Pemerintah juga dinilai memiliki peran signifikan dalam menjaga stabilitas pasar domestik melalui regulasi perpajakan, rencana implementasi bursa aset kripto tambahan, hingga edukasi publik. Inisiatif-inisiatif ini dipercaya dapat memperkuat fondasi ekosistem aset digital di Indonesia.

Memasuki 2026, pasar berpotensi bergerak lebih terarah. Skenario penguatan dapat terjadi jika kondisi makro global membaik, termasuk potensi penurunan suku bunga, meningkatnya appetite risiko investor, serta masuknya likuiditas baru. Siklus empat tahunan (post-halving) yang secara historis biasanya mendorong harga aset digital juga bisa berperan dalam pemulihan pasar.

Namun, berbagai potensi risiko tetap harus diwaspadai. Jika tekanan makro terus berlanjut, pasar bisa bergerak sideways dengan potensi bearish yang bertahan lebih lama.

CEO Tokocrypto ini menutup dengan pesan optimis namun berhati-hati, “Investor perlu tetap waspada, melakukan analisis, dan memahami risiko. Namun, kita melihat bahwa minat masyarakat Indonesia terus tumbuh, yang menjadi sinyal positif bahwa ekosistem kripto di Indonesia semakin matang dan siap berkembang dalam jangka panjang.”

About Tokocrypto

Tokocrypto adalah pedagang aset kripto No.1 di Indonesia yang berdiri sejak 2018 dan terdaftar di OJK sebagai Pedagang Aset Keuangan Digital (PAKD), serta menjadi anggota Bursa dan Kliring Kripto. Dengan dukungan dari Binance, Tokocrypto menawarkan layanan investasi kripto yang aman, transparan, dan mudah digunakan. Platform ini mencatat rata-rata nilai transaksi harian sebesar US$30 juta, menyediakan lebih dari 400 token/koin dan 600 pasangan perdagangan, serta telah dipercaya oleh lebih dari 4 juta pengguna di Indonesia. Informasi lebih lanjut, kunjungi: www.tokocrypto.com.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

BRI Finance dan Kejaksaan Negeri Bandar Lampung Perkuat Sinergi melalui Penandatanganan Kerja Sama Hukum

4 Desember 2025 - 10:09

Bupati Gus Barraa Beri Apresiasi Pendamping dan Orang Tua Difabel sebagai Pahlawan Kemanusiaan

4 Desember 2025 - 09:55

Thermax Dorong Transformasi Industri Indonesia Lewat Solusi Zero Liquid Discharge (ZLD)

4 Desember 2025 - 09:21

Inilah Nama-nama Peraih Penghargaan Acer Smart School Awards 2025

4 Desember 2025 - 09:15

LindungiHutan Ajak Publik Rayakan Hari Menanam Pohon Indonesia dengan Aksi Nyata di Tengah Krisis Iklim

4 Desember 2025 - 08:50

KAI Selaraskan Persepsi, Mediasi Berjalan Baik dengan Seluruh Pihak

4 Desember 2025 - 06:12

Trending di KABAR NUSANTARA